Saat Manusia Tak Bisa Lepas dari Produk Teknologi

21 November 2018 12:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perusahaan teknologi China, Meitu. (Foto: Meitu)
zoom-in-whitePerbesar
Perusahaan teknologi China, Meitu. (Foto: Meitu)
ADVERTISEMENT
Perubahan teknologi informasi telah menyasar semua elemen termasuk dunia bisnis. Founder Indonesia Economic Forum (IEF) Shoeb Kagda mengatakan kini dunia bisnis sedang menghadapi perubahan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Konektivitas, analitik data, hingga kecerdasan buatan telah mengubah industri dan bahkan negara.
ADVERTISEMENT
Menurutnya ponsel pintar tidak lagi merupakan barang mewah. Namun nyatanya masyarakat tidak bisa hidup tanpa ponsel pintar karena benda tersebut menghubungkan manusia dengan dunia luar dan juga pada dirinya sendiri. Teknologi menurutnya telah mendarah daging dengan perilaku manusia dan akhirnya merevolusi cara hidup masyarakat.
“Menurut laporan McKinsey & Company baru-baru ini, jumlah perangkat yang terhubung internet diperkirakan akan meningkat dua kali lipat antara 2017 dan 2020. Dengan sumber data baru, berbagai produk, layanan, maka model bisnis yang inovatif akan terbuka,” ungkap Shoeb di gelaran IEF dengan tema "Connecting Indonesia: A New Five Year Agenda." di Hotel Shangri-La, Jakarta, Rabu (21/11).
Menurutnya, kemajuan teknologi informasi jika digunakan dengan tepat dapat menjadikan sebuah sektor industri meraup laba berlipat ganda. Artinya pendapatan bisa bertumbuh karena adanya efisiensi berkat mengoptimalkan teknologi.
Founder Indonesia Economic Forum (IEF) Shoeb Kagda (kiri) dan Founder and Chairman Ancora Group Gita Wirjawan (kanan).
 (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Founder Indonesia Economic Forum (IEF) Shoeb Kagda (kiri) dan Founder and Chairman Ancora Group Gita Wirjawan (kanan). (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
Shoeb mencontohkan, di era saat ini produsen pemanas, ventilasi dan sistem pendingin udara sudah menerapkan hal tersebut. Dengan menggunakan teknologi, mereka dapat memantau gerak dan suhu dalam sebuah ruangan milik pelanggan. Data tersebut mereka analisis sehingga mereka dapat mengontrol pemakaian pendingin ruangan dari pelanggan. Dengan demikian, produsen ini dapat membantu pelanggan mereka menghemat biaya dan mengelola tagihan energi mereka.
ADVERTISEMENT
“Proses yang sama juga berkembang pesat ke berbagai bidang seperti pertanian, keuangan, pendidikan, transportasi dan logistik. Perusahaan sudah kini mulai menggunakan drone untuk mengumpulkan data di sawah dan mengendalikan saluran irigasi,” ujarnya.
Tak hanya itu, Shoeb menilai, dengan teknologi kini fintech juga bisa menyalurkan dana kepada masyarakat yang kurang terlayani dan mempromosikan inklusi keuangan. Dengan kata lain, saat ini manusia hidup di era konektivitas. Tidak hanya dalam hal konektivitas fisik melalui jalan, jembatan dan bandara tetapi juga konektivitas digital. Sehingga menghubungkan negara secara fisik, digital dan ekonomi harus menjadi agenda utama bagi Indonesia selama lima tahun ke depan.
“Lembaga harus terhubung dan berbagi ide, pelaku bisnis harus berkolaborasi, dan wirausahawan khususnya startup teknologi harus bergabung untuk meningkatkan skalanya. Prosesnya sudah dimulai di bawah Presiden Joko Widodo tetapi perlu dipercepat dan dikembangkan. Di era konektivitas ini, inovasi akan menjadi pendorong utama,” tandasnya.
ADVERTISEMENT