news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Saham Apple dan Microsoft Dorong Kenaikan Wall Street

5 Juni 2018 6:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perusahaan teknologi Apple. (Foto: Heinz-Peter Bader/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Perusahaan teknologi Apple. (Foto: Heinz-Peter Bader/Reuters)
ADVERTISEMENT
Bursa saham Amerika Serikat atau Wall Street berhasil menguat pada penutupan perdagangan Senin (4/6). Hal ini didorong oleh kenaikan saham teknologi, yang membuat Nasdaq ke rekor penutupan tertinggi.
ADVERTISEMENT
Dilansir Reuters, Selasa (5/6) Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 178,48 poin atau 0,72% menjadi 24.813,69, saham S&P 500 (SPX) naik 12,25 poin atau 0,45% menjadi 2.746,87. Nasdaq Composite (IXIC) menambahkan 52,13 poin atau 0,69% mencapai 7.606,46 tercatat rekor penutupan tertinggi.
Saham Apple (AAPL.O) naik ke level tertinggi yang disebabkan oleh adanya pada konferensi tahunan perusahaab berlogo apel tersebut. Apple meluncurkan sistem operasi terbaru iOS 12 dan mengupas beberapa keuntungan sistem baru tersebut pada konferensi. Ini membuat saham Apple naik 0,8%.
Saham Microsoft (MSFT.O) juga mengalami kenaikan karena rencana akuisisi GitHub senilai USD 7,5 miliar. Ini juga mendorong saham teknologi S&P 500 (SPLRCT) ke level tertinggi.
Sementara itu, data pekerjaan AS pada bulan Mei yang lebih baik dari perkiraan, masih sebagai kunci bagi optimisme investor. Ini karena para pedagang mengalihkan fokus mereka dari ketakutan perang dagang pada beberapa waktu terakhir ini.
ADVERTISEMENT
"Ada momentum dari laporan pekerjaan turut mendorong saham lebih tinggi," kata Kristina Hooper, kepala strategi pasar global di Invesco di New York.
Namun, meskipun data pekerjaan sangat kuat, Hooper khawatir tentang pengumuman pemerintah AS pekan lalu tentang tarif baja dan aluminium untuk Eropa serta Kanada dan Meksiko.
"Laporan pekerjaan sedang bagus, sementara aksi proteksionis minggu lalu akan berdampak pada waktu selanjutnya. Investor mungkin akan kaget jika ada dampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi tahun ini dari proteksionisme," katanya.
Namun demikian, saham sektor energi (SPNY) mengalami penurunan terbesar yakni 0,9% akibat harga minyak jatuh dan adanya kekhawatiran tentang pertumbuhan produksi minyak di AS.
"Tapi penurunan harga minyak membantu sentimen di sektor konsumen," jelas Hooper
ADVERTISEMENT
Volume perdagangan di bursa saham AS sebesar 6,5 miliar saham, sedikit lebih rendah dibandingkan 20 sesi terkahir sebanyak 6,6 miliar saham.