Saham Apple Kembali Dorong Penguatan Wall Street

8 Mei 2018 7:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bursa saham. (Foto: Energepic.com via Pexels (CC0 Public Domain))
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bursa saham. (Foto: Energepic.com via Pexels (CC0 Public Domain))
ADVERTISEMENT
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street menguat pada penutupan perdagangan Senin (7/5). Kenaikan didorong melonjaknya saham Apple dan harga minyak yang mencapai posisi tertinggi sejak 2004.
ADVERTISEMENT
Seperti diansir Reuters, Selasa (8/5), indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,39% menjadi 24.357,32, disusul S&P 500 (SPX) naik 0,35% menjadi 2.672,63, dan Nasdaq Composite (IXIC) bertambah 0,77% menjadi 7.265,21.
Tercatat tujuh dari sebelas sektor S&P menguat dengan peningkatan tertinggi pada saham teknologi sebesar 0,79%.
Selain itu, indeks energi S&P berakhir 0,18% lebih tinggi usai Presiden AS Donald Trump melalui akun twitternya menyatakan akan mengumumkan keputusan apakah akan menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran hari ini.
Adapun saham energi melaju pada awal sesi dipicu adanya masalah pada perusahaan minyak Venezuela PDVSA dan dibayangi keputusan apakah AS akan memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran.
“Telah dilakukan antisipasi terkait harga minyak, untuk mengantisipasi pengumuman dari Trump. Orang-orang dituntut untuk mengantisipasi yang terburuk,” ujar Kepala Strategi Pasar SunTrust Advisory Services Atlanta, Keith Lerner.
ADVERTISEMENT
Kenaikan Wall Street juga didorong saham Apple yang bertambah 0,72%. Ini memperpanjang kenaikan karena adanya berita jika Berkshire Hathaway pada hari Jumat telah meningkatkan sahamnya pada produsen pembuat iPhone tersebut. Warren Buffett bahkan mengatakan "Saya ingin memiliki 100% dari itu (Saham Apple)."
“Dia mengambil posisi yang terlalu besar di Apple, yang meyakinkan banyak orang,” kata Jack Ablin, Chief Investment Officer di Cresset Wealth Advisors di Chicago.
Kekhawatiran atas inflasi dan suku bunga bersama dengan ketegangan geopolitik, telah membayangi musim pendapatan yang solid, yang berada di jalur untuk mencatat kuartal terbaiknya dalam tujuh tahun.
Hampir 80% dari 417 perusahaan pada indeks S&P 500 telah melaporkan kinerjanya dan mencatatkan laba yang melampaui perkiraan analis di Reuters. Angka itu jauh di atas rata-rata perkiraan sebesar 64-75%.
ADVERTISEMENT
Seperempat perusahaan telah melaporkan pendapatan di atas ekspektasi, dibandingkan dengan 60% pada kuartal biasa. Itu menunjukkan bahwa perusahaan sedang mengembangkan bisnis mereka, bukan hanya akibat pemotongan tarif pajak perusahaan tahun ini.
Volume perdagangan di bursa AS mencapai 6,1 miliar saham, lebih rendah dibandingkan dengan 6,6 miliar rata-rata selama 20 hari perdagangan terakhir.