Saham Bank Jabar Banten Naik Tiga Kali Lipat Sejak IPO

26 Oktober 2018 11:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi gedung kantor Bank BJB. (Foto: Instagram @bankbjb_tangerang)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gedung kantor Bank BJB. (Foto: Instagram @bankbjb_tangerang)
ADVERTISEMENT
PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) merupakan Bank Pembangunan Daerah pertama yang menjadi Perusahaan Publik. BJBR melakukan penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) pada 8 Juli 2010 dengan harga Rp 600 per lembar dan porsi kepemilkan masyarakat sebesar 25 persen. Delapan tahun berselang, harga saham BJBR kini naik tiga kali lipat.
ADVERTISEMENT
“Pertama saat IPO dulu harga saham kami Rp 600 per lembar. Kami sempat mencapai harga tertinggi pada 28 Desember 2016 yaitu di level Rp 3.400 per lembar. Sekarang di tengah volatile, ini per 24 Oktober 2018, harga saham Rp 1.800. Artinya naik 3 kali lipat dari harga awal pada saat IPO,” ungkap Corporate Secretary Bank BJB Asadi Budiman di Main Hall BEI, Kawasan Sudirman, Jakarta, Jumat (26/10).
Menurut Asadi, ada sejumlah keuntungan yang didapat BJBR setelah menjadi perusahaan publik. Pertama, aksi perseron tersebut dinilai meningkatkan brand image.
Kedua, valuasi perusahaan dapat terukur dengan baik. Sebab nilai saham perusahaan tercatat di bursa sehingga setiap saat valuasi perusahaan dapat diukur dengan angka-angka yang transparan dan secara objektif. Ketiga, menjadi perusahaan publik menurutnya juga meningkatkan akses terhadap pendanaan modal. Keempat, perseroan juga mendapatkan insentif pajak.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi gedung kantor Bank BJB.  (Foto: Instagram @andri0412)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gedung kantor Bank BJB. (Foto: Instagram @andri0412)
“Alhamdulillah, kami merasakan manfaat insentif pajak sejak tiga tahun lalu. Sehingga pajak badan PPh final itu hanya 20 persen dari sebelumnya harus 25 persen yang dibayarkan kepada pemerintah,” ujarnya.
Kelima, menurut Asadi, menjadi perusahaan publik juga membuat perseroan terdorong untuk berinovasi dan meningkatkan kinerja. Sebab menurutnya, semua kegiatan dan pencapaian perseron diawasi oleh banyak pihak. Termasuk investor dari dalam dan luar negeri. Terakhir, Asadi mengatakan, setelah menjadi perusahaan terbuka, loyalitas karyawan justru semakin tinggi.
Selain itu, Asadi menyebutkan, semenjak IPO kinerja keuangan perseroan juga semakin membaik. Dari sisi aset, pada 2009, total aset BJBR tercatat Rp 32 triliun.
Sedangkan aset hingga kuartal III 2018, tercatat naik menjadi Rp 114 triliun. Dari sisi kredit pada 2009, hanya sebesar Rp 20 trilun. Di kuartal III 2018, total kredit tercatat Rp 78 triliun.
ADVERTISEMENT
“Dari DPK juga pada 2009 hanya Rp 24 triliun, dan hari ini mencapai Rp 89 trilun. Laba bersih juga meningkat. Dari di 2009 laba bersih kami hanya Rp 0,71 triliun, saat ini per September laba bersih mencapai Rp 1,34 triliun. Dari sisi aset, kredit, DPK, laba Alhamdulillah in line dengan peningkatan kinerja,” tandasnya.