Saham Garuda Indonesia Melonjak 17 Persen ke Rp 505

8 Agustus 2019 17:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pesawat Garuda Indonesia di landasan Terminal 3, Bandara Internasional Soekarno-Hatta Foto: REUTERS / Darren Whiteside
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat Garuda Indonesia di landasan Terminal 3, Bandara Internasional Soekarno-Hatta Foto: REUTERS / Darren Whiteside
ADVERTISEMENT
Harga saham maskapai Garuda Indonesia hari ini melonjak tajam hingga 17,44 persen. Pada penutupan perdagangan Kamis (8/8), harga saham emiten berkode GIAA tersebut berada di posisi Rp 505 per lembar atau melesat 75 poin. Kenaikan ini terjadi sejak Rabu (7/8).
ADVERTISEMENT
Mengutip data perdagangan BEI, Kamis (8/8), saham Garuda Indonesia dibuka di posisi Rp 434, sempat berada pada posisi tertinggi di Rp 530 dan terendahnya di Rp 428.
Total frekuensi saham GIAA yang ditransaksikan sebanyak 17.481 kali dengan total volume perdagangan sebanyak 2.501.913 saham senilai Rp 121,83 miliar.
Analis Binaartha Sekuritas M Nafan Aji Gusta Utama menjelaskan, kenaikan harga saham emiten GIAA merupakan dampak dari penyajian ulang laporan keuangan. Sebelumnya, Garuda Indonesia diminta oleh regulator bursa hingga Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk menyajikan ulang laporan keuangannya.
"Berarti para pelaku pasar merespons positif restatement laporan keuangan GIAA 2018, kemudian laporan keuangan GIAA kuartal I 2019 yang berhasil mencatatkan laba bersih," kata Nafan kepada kumparan, Kamis (8/8).
Kemenkeu konpers hasil laporan keuangan Garuda Indonesia. Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
Mengutip laporan keuangan perseroan setelah dilakukan re-statement, maskapai pelat merah tersebut mencatatkan laba USD 19,7 juta atau sekitar Rp 279,74 miliar (kurs USD 1 = Rp 14.200) pada kuartal I 2019.
ADVERTISEMENT
Angka ini tumbuh signifikan dari periode yang sama tahun lalu saat perseroan masih membukukan rugi sebesar USD 64,3 juta.
Sementara itu, Garuda Indonesia mencatatkan rugi USD 175 juta atau sekitar Rp 2,485 triliun sepanjang 2018 setelah re-statement. Angka ini jauh berbeda dengan laporan keuangan yang telah dipublikasikan sebelumnya yang tercatat laba USD 809.846.