Saham McDonald's Dorong Penguatan Wall Street

8 Juni 2018 7:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Wall Street (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Wall Street (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street bergerak variatif pada penutupan perdagangan Kamis (7/6). Indeks S&P dan Nasdaq menurun, sementara Dow Jones berhasil naik didorong oleh saham McDonald's serta rencana pertemuan The Fed dan Bank Sentral Eropa (ECB).
ADVERTISEMENT
Dilansir Reuters, Jumat (8/6), indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 95,02 poin atau 0,38% ke level 25.241,41. Sementara indeks S&P 500 (SPX) harus kehilangan 1,98 poin atau 0,07% ke level 2.770,37 dan indeks Nasdaq (IXIC) turun 54,17 poin atau 0,7% ke level 7.635,07 setelah mencatat tiga rekor penutupan tertingi berturut-turut di sesi sebelumnya.
"Nasdaq telah menunjukkan kinerja luar biasa minggu ini, sehingga mungkin ada beberapa yang profit taking (ambil untung)," ujar Ahli Strategi Investasi di Schroders New York, Bill Callahan.
Penguatan indeks Dow Jones didorong lonjakan saham McDonald's Corp (MCD.N) sebesar 4,4% pasca adanya laporan bahwa perusahaan berencana mengurangi pegawainya atau PHK demi memperbaiki struktur perusahaan.
Sementara indeks Nasdaq dan S&P 500 menurun akibat merosotnya saham teknologi, seperti Microsoft Corp yang turun 1,6% dan saham Facebook Inc jatuh 1,7%. Beruntung, indeks tersebut masih tertolong kenaikan sektor saham energi sebesar 1,6% karena terkerek penguatan harga minyak dunia.
ADVERTISEMENT
Harga minyak mentah Brent melonjak hampir 2% karena kekhawatiran penurunan ekspor dari Venezuela dan OPEC yang tidak akan meningkatkan produksi minyak mentah pada pertemuan bulan ini.
Di sisi lain, investor beralih ke instrumen investasi lebih aman sambil terus mengawasi ketegangan perdagangan global serta menunggu pertemuan bank sentral AS dan bank sentral Eropa.
Harga obligasi AS kembali naik karena perang dagang antara AS dan mitra dagang utamanya yang akan menjadi fokus menjelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kelompok Tujuh (G7).
Investor juga khawatir ada ketegangan dalam pertemuan tersebut, karena Presiden AS Donald Trump bersikeras akan memungut tarif impor baja dan aluminium dari Kanada, Meksiko dan Uni Eropa.
"Ada kehati-hatian terkait dengan pertemuan G7 yang secara historis netral untuk pasar. Pertemuan G7 ini tidak sesuai dengan template, terutama dalam hal perdagangan," kata Kepala Strategi Pasar di Prudential Financial, Quincy Krosby.
ADVERTISEMENT
Kanada dan Meskiko telah membalas berbagai kebijakan AS. Uni Eropa pun berjanji akan melakukan hal serupa kepada AS.
"Faktor lainnya ada pertemuan Bank Sentral Eropa dan The Fed minggu depan. Keduanya penting untuk menentukan arah pasar," ucap Krosby.
Selain itu, The Fed diperkirakan akan mengumumkan kenaikan suku bunga acuan pada Rabu mendatang. Tetapi investor masih menanti apakah bank sentral benar-benar akan menaikkan Fed Fund Rate hingga keempat kalinya di tahun ini.
Voume transaksi perdagangan di bursa saham AS hari ini mencapai 7,25 miliar saham, lebih tinggi dibandingkan 20 hari terakhir sebanyak 6,64 miliar saham.