Saling Klaim Menang Pilpres Bisa Ganggu Stabilitas Ekonomi

19 April 2019 12:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Capres nomor urut 02 Prabowo memeluk capres nomor urut 01 Jokowi saat acara Deklarasi Pemilu Damai. Foto: AFP/Adek Berry
zoom-in-whitePerbesar
Capres nomor urut 02 Prabowo memeluk capres nomor urut 01 Jokowi saat acara Deklarasi Pemilu Damai. Foto: AFP/Adek Berry
ADVERTISEMENT
Pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin unggul dari hasil perhitungan cepat (quick count) di sejumlah lembaga survei maupun real count yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU). Namun lawannya, Prabowo-Sandi, juga mengklaim unggul dari pasangan Jokowi-Ma'ruf dalam Pilpres 2019.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut dinilai berpotensi ganggu stabilitas ekonomi domestik. Apalagi jika nantinya salah satu pihak tak terima dengan keputusan resmi KPU pada 22 Mei mendatang.
"Iya ganggu stabilitas ekonomi. Kalau di level atas tidak ada yang mau ngaku kalah, apalagi kalau tidak mau mematuhi hukum, bisa berkepanjangan," ujar Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Piter Abdullah kepada kumparan, Jumat (19/4).
Paslon capres-cawapres nomor urut 01 dan 02 Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandi dalam acara Deklarasi Pemilu Damai. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Piter mengungkapkan, hasil quick count yang memenangkan Jokowi-Ma'ruf sebenarnya sudah sejalan dengan prediksi investor. Namun dengan situasi saat ini, bisa saja para investor tersebut kembali menahan dananya untuk masuk ke Indonesia atau wait and see.
"Dampak negatifnya bisa besar terhadap perekonomian kita. Makanya kalau kemarin rupiah menguat karena Jokowi's effect, kayaknya terlalu dini," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data perdagangan Reuters hari ini, rupiah memang kembali melemah ke level Rp 14.030 per dolar AS. Padahal di perdagangan hari sebelumnya, rupiah berada di level Rp 14.025 per dolar AS, bahkan mata uang Garuda sempat menguat dan menyentuh Rp 13.995 per dolar AS.
Menurut dia, harus ada solusi di tingkat atas untuk menyetop kegaduhan saling klaim unggul tersebut. Salah satunya melalui pertemuan antara Jokowi - Prabowo untuk menunggu keputusan resmi KPU terkait Pilpres 2019.
"Kalau mereka bertemu dan kemudian sepakat menunggu dan menghormati hasil KPU, pasar akan lebih tenang dan optimistis," tambahnya.