Sandi Sentil Jokowi soal Impor Gula, Berikut Data Kerugian Petani Tebu

26 November 2018 11:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tumpukan Gula Putih Rafinasi di Pasar Induk Kramat Jati. (Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Tumpukan Gula Putih Rafinasi di Pasar Induk Kramat Jati. (Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dihadapan ratusan para petani tebu di Lumajang, Minggu (25/11/2018), Calon Wakil Presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno menyatakan kondisi petani sekarang bukan swasembada tapi swasengsara. Sandi mengkritik kebijakan pemerintah yang membuka lebar impor gula sehingga merugikan petani tebu.
ADVERTISEMENT
Menurut data Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), kuota impor gula tahun ini memang terlampau besar. Berdasarkan hitungan APTRI, tanpa dibuka impor pun stok gula nasional masih aman.
"Impor jelas akan membunuh gula kita dan harga akan jatuh. Mau apa sih pemerintah," kata Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional APTRI, Soemitro Samadikoen, kepada kumparan, beberapa waktu lalu.
Sebab, masih ada stok gula eks impor di tahun 2016 yang berlanjut di tahun 2017 sebanyak 1,2 juta ton. Tak hanya itu, potensi produksi saat musim giling hingga akhir tahun ini mencapai 2,2 juta ton gula. Sedangkan kebutuhan gula konsumsi nasional per tahun hanya sekitar 2,7 juta ton sampai 2,8 juta ton. Sehingga hitungan kasarnya masih ada surplus sampai 600 ribu ton.
Impor gula mentah (Foto: Putri Arifira/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Impor gula mentah (Foto: Putri Arifira/kumparan)
Belum lagi ada gula rafinasi yang merembes di pasar becek. APTRI mencatat, rembesan gula rafinasi di pasaran bisa mencapai 300 ribu ton. Dengan banyaknya stok gula maka harga gula petani anjlok dan jauh di bawah biaya pokok produksi (BPP) yang mereka keluarkan.
ADVERTISEMENT
Soal adanya rembesan gula rafinasi ke pasar becek ini sudah diakui oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag). Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) Kemendag Veri Anggriono mengatakan bahwa ada 34 industri makanan dan minuman (mamin) yang terlibat.
"Ada sekitar 34 industri mamin dari seluruh Indonesia. Namun, yang terbanyak itu dari daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta," kata Veri pada (4/9) lalu.
Gula Rafinasi yang Disita Petani Tebu, Kamis (30/8/18). (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Gula Rafinasi yang Disita Petani Tebu, Kamis (30/8/18). (Foto: Istimewa)
Nantinya, lanjut Veri, industri mamin yang terbukti melakukan pelanggaran bisa dijatuhi beberapa sanksi berupa pembekuan izin impor. Bahkan, sanksi yang lebih tegas lagi yaitu pencabutan izin impor.
Harga lelang gula tebu sekarang hanya berkisar antara Rp 9.150 - 9.175 per kg. Padahal BPP yang harus dikeluarkan petani tebu bisa mencapai Rp 10.900 per kg. Selain itu, harga pembelian pemerintah (HPP) gula dari petani lokal juga tetap sama seperti tahun 2016 lalu yakni Rp 9.100 per kg. Kerugian petani tebu ditaksir mencapai Rp 1.800 per kg.
ADVERTISEMENT
Sebagai catatan, realisasi impor gula rafinasi di semester I 2018 sebesar 1,5 juta ton dari izin yang dikeluarkan sebesar 1,8 juta ton. Sedangkan total izin impor gula rafinasi tahun ini adalah sebesar 3,6 juta ton. Untuk semester II-2018, masih ada jatah sebesar 1,8 juta ton yang belum dieksekusi. Sementara itu, sisa jatah impor di semester I sebesar 300 ribu ton tidak diakumulasikan di semester II.