Sandiaga Uno Ajak Eksportir Tukar Devisa ke Rupiah

6 September 2018 11:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi dolar (Foto: Mohamed Abd El Ghany/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi dolar (Foto: Mohamed Abd El Ghany/Reuters)
ADVERTISEMENT
Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menyulitkan dunia usaha, karena membuat harga bahan baku dan barang modal yang berasal dari impor naik. Untuk itu, pengusaha yang kini terjun ke politik, Sandiaga Uno, mengajak sesama pengusaha dan masyarakat melakukan berbagai langkah untuk memperkuat kurs rupiah.
ADVERTISEMENT
“Seandainya pengusaha ada dana sisa hasil ekspor mungkin bisa dikonversi, enam bulan ke depan supaya membantu negara menyikapi gejolak rupiah ini,” kata Sandi melalui video yang diunggah di akun twitter pribadinya @sandiuno.
Sebelumnya, pemerintah meminta para eksportir membawa devisa hasil ekspor (DHE) kembali ke dalam negeri.
Bank Indonesia (BI) mencatat devisa hasil ekspor selama kuartal II 2018 mencapai USD 34,7 miliar. Dari jumlah tersebut, yang masuk ke perbankan domestik baru USD 32,1 miliar atau 92,4 persen dari total DHE, sementara yang telah dikonversikan dalam bentuk rupiah hanya USD 4,4 miliar atau baru 13,7 persen dari total DHE.
Bakal calon wakil presiden Sandiaga Uno di TMII, Jumat (24/8/2018). (Foto: Paulina Herasmaranindar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bakal calon wakil presiden Sandiaga Uno di TMII, Jumat (24/8/2018). (Foto: Paulina Herasmaranindar/kumparan)
Adapun DHE yang ada di perbankan luar negeri mencapai USD 2,6 miliar pada kuartal II 2018 atau mencapai 7,6 persen dari total DHE. Angka ini meningkat dari kuartal sebelumnya yang sebesar 7,1 persen. Bahkan angkanya meningkat jika dibandingkan kuartal II 2017 yang sebesar 5,8 persen.
ADVERTISEMENT
Selain itu, menurut Sandi, dunia usaha dan masyarakat juga harus melakukan upaya-upaya penghematan. Pengusaha sebisa mungkin mengurangi atau setidaknya menunda impor yang tidak terlalu diperlukan saat ini.
“Kalau memang barang impornya tak diperlukan segera, bisa ditunda hingga 6 bulan ke depan,” kata Sandi.
Sementara khusus bagi kalangan milenial, Sandi berharap dapat mengurangi wisata ke luar negeri, dan meng-explore destinasi yang ada di Indonesia. “Untuk milenial, pariwisatanya di dalam negeri aja dulu. Karena ini akan secara nasional nge-drain kekuatan kita juga, karena kita mau kas negara kita enggak tekor,” ujarnya.