Saran Bos IMF untuk RI: Genjot Pendidikan Hingga Berantas Korupsi

27 Februari 2018 11:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Christine Lagarde di Tanah Abang (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Christine Lagarde di Tanah Abang (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
ADVERTISEMENT
Perekonomian di dunia tidak hanya diharapkan tumbuh tinggi, tapi juga tumbuh secara berkualitas dan inklusif. Salah satunya dengan meningkatkan belanja untuk sektor pendidikan dan mendorong partisipasi perempuan dalam perekonomian.
ADVERTISEMENT
Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde memuji program Indonesia Pintar yang diusung Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurutnya, program tersebut turut membantu 20 juta anak di Indonesia untuk bisa memperoleh pendidikan yang layak.
"Prioritas utama adalah berinvestasi pada orang. Di sebagian besar negara ASEAN, ada ruang meningkatkan belanja pendidikan. Indonesia Pintar, sebuah program tabungan yang membantu lebih dari 20 juta anak yang terdaftar di sekolah," ujar Lagarde dalam High Level Conference di Fairmont, Jakarta, Selasa (27/2).
Selain itu, untuk membuat ekonomi inklusif juga perlu mendorong peranan wanita di wilayah kerja. Misalnya, mempromosikan akses keuangan untuk perempuan.
Di Indonesia sendiri, lanjut Lagarde, partisipasi perempuan di pasar tenaga kerja terus meningkat selama beberapa tahun terakhir menjadi 51%, sementara partisipasi laki-laki mencapai 83%.
ADVERTISEMENT
"Membangun momentum ini akan sangat penting, sekaligus menutup kesenjangan gender," katanya.
Di beberapa negara, partisipasi perempuan bisa mendorong produk domestik bruto (PDB) negara tersebut. Di Jepang, partisipasi perempuan meningkatkan PDB sebesar 9%, Korea Selatan sebesar 10%, dan di India sebesar 27%.
Selain itu, investasi untuk membangun infrastruktur juga penting untuk membuat pertumbuhan ekonomi secara inklusif. "Indonesia misalnya, memiliki lebih dari 250 proyek dengan total biaya USD 323 miliar, rencana Filipina untuk menghabiskan USD 180 miliar untuk rel, jalan, dan bandara," kata dia.
Namun yang tak kalah penting untuk membangun ekonomi secara inklusif menurut Lagarde adalah melawan korupsi.
"Prioritas kebijakan lainnya adalah memperbaiki lingkungan bisnis dan meningkatkan perang melawan korupsi," tambahnya.
ADVERTISEMENT