SBY: Saya Mengerti jika Harga BBM Naik agar Fiskal Tidak Jebol

24 Mei 2018 15:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
17 Cagub dan wagub Partai Demokrat oleh SBY (Foto: Intan Alfitry Novian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
17 Cagub dan wagub Partai Demokrat oleh SBY (Foto: Intan Alfitry Novian/kumparan)
ADVERTISEMENT
Presiden keenam Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono mengomentari keputusan Presiden Joko Widodo yang memberikan Tunjangan Hari Raya kepada PNS dan kondisi ekonomi Indonesia.
ADVERTISEMENT
Menurut dia bantuan tersebut tetap harus diberikan, terutama para abdi negara yang penghasilannya rendah disaat daya beli masyarakat sedang turun.
"Saya juga menyarankan Presiden Jokowi utk juga memikirkan & memberi bantuan kpd masyarakat tidak mampu & miskin di negeri ini. *SBY*," tulis SBY lewat akun @SBYudhoyono, Kamis (24/5).
Menurut SBY, dari lawatannya ke 44 kabupaten/kota, dia menjumpai warga yang mengalami kesulitan hidup sehari-hari, akibat sangat lemahnya daya beli. Dia mengatakan hal tersebut merupakan tanggung jawab semua pihak, agar keadilan tegak dan ketimpangan menurun dengan membantu golongan miskin.
SBY mengatakan, jika akibat meningkatnya harga minyak dan terus melemahnya nilai rupiah maka harga BBM terpaksa dinaikkan, pemerintah harus memberikan bantuan sosial.
ADVERTISEMENT
"Saya amat mengerti jika harga BBM dinaikkan agar fiskal/APBN kita tidak jebol. Tak perlu unjuk rasa besar-besaran seperti di era saya dulu. *SBY*," ujar SBY.
Stok Bahan Bakar Minyak (BBM) habis. (Foto:  ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)
zoom-in-whitePerbesar
Stok Bahan Bakar Minyak (BBM) habis. (Foto: ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)
Dia memastikan Partai Demokrat tak perlu menentang secara membabi buta, seperti sejumlah parpol dan pengamat soal kebijakan tersebut seperti saat era pemerintahannya dulu. Menurut dia, langkah yang diambil pemerintah tersebut pasti terpaksa.
Namun, kata SBY, akan sangat bijaksana jika pemerintah tetap bantu rakyat miskin yang sangat terdampak akibat kenaikan BBM, listrik, tarif angkot, dan sembako.
"Kalau pemerintah tak mau berikan "BLT/BLSM" era SBY, JK, Boediono, & Sri Mulyani dulu (karena dianggap salah) bisa pilih bentuk lain *SBY*," tulisnya.
"Disamping pemerintah, sangat mulia jika kaum kaya & mampu berikan bantuan kpd fakir miskin & kaum dhuafa di bulan ramadhan ini. *SBY*."
ADVERTISEMENT