Sebelum Sandi, Buwas Juga Pernah Kritik Kebijakan Impor Gula

26 November 2018 12:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dirut Bulog, Budi Waseso, saat jumpa pers pada Rabu (19/9/2018). (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dirut Bulog, Budi Waseso, saat jumpa pers pada Rabu (19/9/2018). (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
ADVERTISEMENT
Dalam kunjungannya ke Lumajang pada Minggu (25/11) kemarin, Calon Wakil Presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno di hadapan para petani tebu melontarkan kritik pada pemerintah soal kebijakan impor gula. Sandi pun berjanji akan menyetop impor gula jika nantinya terpilih.
ADVERTISEMENT
Bukan hanya Sandi, beberapa bulan sebelumnya Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso juga pernah menyatakan keberatannya terhadap kebijakan impor gula.
Dalam wawancara khusus dengan kumparan pada (8/8) lalu, pria yang akrab disapa Buwas ini mengatakan bahwa kuota impor gula terlalu banyak. Gula lokal tak mampu bersaing dengan gula impor yang punya kemasan dan tampilan lebih menarik.
"Kita ini negara. Petani sebagai produsen pangan, kita harus berpihak pada petani. Sekarang kenapa gula petani tidak laku dijual? Karena kita berhadapan dengan gula impor. Ini yang harus ditata kembali, gula impor ini berlebihan. Sekarang enggak mungkin produksi dalam negeri ini bersaing dengan impor. Gula impor dilihat saja lebih bagus, kemasannya, bentuknya, warnanya, tapi belum tentu sehat. Tapi masyarakat senang dengan tampilannya," ujarnya kepada kumparan.
Gula Rafinasi yang Disita Petani Tebu, Kamis (30/8/18). (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Gula Rafinasi yang Disita Petani Tebu, Kamis (30/8/18). (Foto: Istimewa)
"Sekarang gula petani kita itu kecenderungannya warnanya agak coklat, tebu asli, prosesnya alami sehingga tampilannya kalah. Tapi soal kualitas sebenarnya bagus," ia menambahkan.
ADVERTISEMENT
Pernyataan Buwas ini didasari oleh fakta bahwa ada 700 ribu ton gula petani yang menumpuk di gudang. Hal ini merupakan dampak dari terlalu banyaknya gula impor yang beredar di pasaran.
Untuk membantu para petani tebu, Bulog pun menyerap ribuan ton gula yang menumpuk di gudang itu. "Supaya kita berpihak pada petani, maka kita serap walaupun mungkin menjualnya susah. Tapi itu lah peran negara, seperti kata Pak Presiden, negara hadir di tengah masyarakat," kata Buwas.
Sebagai catatan, realisasi impor gula rafinasi di semester I 2018 sebesar 1,5 juta ton dari izin yang dikeluarkan sebesar 1,8 juta ton. Sedangkan total izin impor gula rafinasi tahun ini adalah sebesar 3,6 juta ton. Untuk semester II-2018, masih ada jatah sebesar 1,8 juta ton yang belum dieksekusi. Sementara itu, sisa jatah impor di semester I sebesar 300 ribu ton tidak diakumulasikan di semester II.
ADVERTISEMENT