Sektor Jasa Jadi Bisnis Menjanjikan Tahun Depan

13 Februari 2019 12:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Maskapai Penerbangan. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Maskapai Penerbangan. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Tahun 2019 dan 2020, sektor perdagangan jasa diprediksi bakal jadi primadona baru. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong mengatakan, selama ini pembuat kebijakan hanya terobsesi pada manufaktur dan perdagangan barang. Padahal, sektor jasa selama ini justru menunjukkan performa paling baik.
ADVERTISEMENT
“Menurut saya yang sangat kurang menjadi diskusi adalah perdagangan jasa. Di perekonomian, sektor yang tumbuh double digit adalah sektor jasa seperti telekomunikasi, jasa konstruksi, pariwisata, itu tumbuh double digit,” ungkap Lembong di The Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (13/2).
Menurut Lembong, sektor jasa menjadi penting. Lembong mencontohkan, sekitar 15 tahun yang lalu, bisnis penerbangan di Indonesia masih sangat minim. Hanya ada tiga maskapai yang beroperasi.
Gedung bioskop XXI. Foto: Dok. 21cineplex
Namun kondisi berubah sejak adanya relaksasi atau keterbukaan. Sektor yang tadinya eksklusif menjadi terbuka, jumlah maskapai bertambah menjadi sekitar 7-8 maskapai. Dampaknya, pilihan masyarakat menjadi beragam dan harga tiket pesawat menjadi turun. Sektor yang tadinya tumbuh 1-2 persen per tahun, kini bisa tumbuh double digit per tahun.
ADVERTISEMENT
Bahkan, sektor aviasi Indonesia menduduki peringkat terbesar nomor 5 di dunia. Tak hanya itu, Lembong pun mengklaim, sektor jasa juga mampu menyerap tenaga kerja lebih banyak.
“Sektor jasa jauh lebih padat karya dan menghasilkan ruang pekerjaan,” ujarnya.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Thomas Trikasih Lembong, di Ritz Carlton Hotel, Jakarta, Rabu (12/2). Foto: Selfy Momongan/kumparan
Sebab, kini di sektor manufaktur, para pekerja harus bertarung melawan teknologi mesin dan robot. Tak hanya dari bisnis penerbangan, Lembong pun mencatat, bisnis perbioskopan juga tumbuh cukup tinggi. Menurutnya, aliran investasi dan modal ke sektor ini cukup deras. Industri bioskop tumbuh 20 persen per tahun. Angka yang sama juga terjadi di industri perfilman.
Bahkan menurut Lembong, pertumbuhan serupa juga terlihat untuk bisnis jasa lain seperti make up, catering hingga jasa desain.
“Bagi saya sektor jasa ini penting bukan hanya untuk penghasilan dan lapangan kerja tapi juga untuk devisa,” tandasnya.
ADVERTISEMENT