Selain buat Naik KRL, KMT Baru Didesain untuk Aneka Transaksi

10 Agustus 2018 13:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
KCI merambah bisnis uang elektronik. (Foto: kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
KCI merambah bisnis uang elektronik. (Foto: kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) telah memperbarui sistem tiket elektronik, yang digunakan jutaan penumpangnya untuk mengakses KRL. Pembaruan atau upgrade itu, dimaksudkan untuk menyiapkan tiket elektronik KRL yang disebut Kartu Muti Trip (KMT) dan Kartu Harian Berjaminan (KHB), agar bisa digunakan dalam mengakses moda transportasi lain di Jabodetabek.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, anak perusahaan PT Kereta Api Indonesa (KAI) ini juga mendesain kartu uang elektronik yang diterbitkannya supaya bisa digunakan di luar area stasiun. Seperti untuk berbelanja di minimarket. Corporate Communication Manager PT KCI, Adli Hakim Nasution, menjelaskan manajemen mengacu pada model bisnis serupa di Jepang.
“Kartu transportasi nonbank yang bisa melakukan ini (untuk transaksi) ada di Jepang, yaitu Suica dan Pasmo. Jadi kartunya bisa dipakai ke semua moda transportasi di Jepang untuk semua operator dan juga untuk berbelanja,” papar Adli kepada kumparan, Senin (6/8).
KRL Commuter Line. (Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya)
zoom-in-whitePerbesar
KRL Commuter Line. (Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya)
Dengan fungsi yang beragam itu, jelas Adli, setiap orang yang berkunjung ke Jepang disarankan untuk membelinya, karena lebih mudah digunakan dan tidak usah ribet dengan uang receh atau kembalian.
ADVERTISEMENT
Dengan model bisnis seperti itu lah, KCI melakukan pembaruan kartu uang elektronik yang selama ini hanya bisa digunakan untuk naik KRL saja. Hanya saja, Adli menyatakan, itu semua tergantung pemerintah sebagai regulator.
“Bagaimana arahnya itu, pemerintah yang menentukan. Kita hanya menyiapkan diri saja karena kita sebagai perusahaan ingin lebih berkembang juga dan penumpang juga ingin ngerasa lebih mudah dengan pakai KMT, enggak usah pakai yang lain-lain. Makanya kita lakukan upgrade-nya,” beber Adli.
Tak sekedar menjadi tiket elektronik bagi semua angkutan umum massal di Jabodetabek, KCI juga ingin kartu tiket elektroniknya bisa digunakan beragam transaksi. Sementara saat ini KMT dan KHB masih tergolong close loop, yakni hanya bisa digunakan transaksi di lingkungan KRL. Seperti membeli tiket KRL, membayar parkir di lingkungan KCI, dan membeli merchandise resmi KCI.
Ilustrasi kartu multi trip (Foto: Puti Cinintya/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kartu multi trip (Foto: Puti Cinintya/kumparan)
Padahal, dengan jumlah penumpang yang mencapai 1 juta orang per hari, dana yang mengendap di KCI dalam sehari minimal Rp 3 miliar. Karena itu, sejak akhir tahun lalu, Adli mengatakan pihaknya intens untuk mengubah sistem pembayaran KMT menjadi open loop.
ADVERTISEMENT
Dengan perluasan fungsi menjadi uang elektronik itu, KMT harus mendapatkan izin dari Bank Indonesia (BI). Direktur Eksekutif Kepala Departemen Sistem Pembayaran BI, Onny Widjanarko, mengatakan KMT belum mendapat izin dari BI selaku otoritas yang mengatur sistem transaksi.
“Belum ada izinnya. Sepertinya masih diproses,” kata Onny kepada kumparan.
Aturan BI tentang uang elektronik pertama kali diundangkan pada 2014 atau satu tahun setelah KMT berjalan. “Kita sudah komunikasi dengan baik dan kita diminta untuk penuhi syarat-syaratnya. Sebagian sudah kita bisa penuhi dan sebagaian proses dan memang masih lama waktunya, November. Setelah aturan itu keluar, kita koordinasi sama BI,” ujar Adli.
Dengan perluasan fungsi tersebut, KMT akan sama seperti kartu uang elektronik yang diterbitkan bank, dan kini juga bisa digunakan untuk membayar tarif KRL. Namun Adli yakin, perluasan fungsi kartu KRL tak akan menggerus kartu uang elektronik yang diterbitakan bank.
ADVERTISEMENT
“Kalau kita perhatikan di stasiun, mereka (masyarakat) punya kartu bank lebih dari satu. Bahkan kadang punya KMT lebih dari satu juga. Jadi bukan menggeser pasar, tapi saling melengkapi. Cuma kita enggak tahu nih yang akan jadi leading buat moda transportasi yang mana. Road map-nya seperti apa dari BI,” paparnya.