Selain di SPLU, Isi Baterai Mobil Listrik Bisa Dilakukan di Rumah

15 Maret 2019 17:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pameran mobil bertenaga listrik, Kasuari buatan ITS. Foto: Dok. PLN
zoom-in-whitePerbesar
Pameran mobil bertenaga listrik, Kasuari buatan ITS. Foto: Dok. PLN
ADVERTISEMENT
PT PLN (Persero) bakal membangun 5 Stasiun Penyedia Listrik Umum (SPLU) di Jakarta. SPLU ini termasuk jenis yang cepat mengisi listrik ke kendaraan listrik (fast charging) seperti mobil listrik.
ADVERTISEMENT
Pembangunan SPLU fast charging ini untuk mengimplementasikan Peraturan Presiden tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan meski hingga saat ini aturan tersebut tak kunjung ditandatangani Presiden Joko Widodo.
Selain mengisi baterai mobil listrik di SPLU, General Manager PLN Distribusi Jakarta Raya (Disjaya) Ikhsan Asaad mengatakan, masyarakat yang punya kendaraan masa depan ini juga bisa mengisinya di rumah. Proses isi ulang sama dengan mengisi baterai ke ponsel atau motor listrik.
"Nge-charge di rumah sama kayak ke HP saja, kayak motor listrik. Saya lihat teman-teman di Jakarta pakai motor listrik, biasa saja. Kalau bar-nya sudah mulai sedikit, diisi. Enggak ada (colokan khusus). Memang kalau sudah standarnya, dicolok saja di rumah," kata dia saat ditemui di Kawasan Monas, Jakarta, Jumat (16/3).
Mobil listrik dipamerkan di SPBU Pertamina Kuningan, Jakarta Selatan. Foto: Resya Firmansyah/kumparan
Meski begitu, untuk isi ulang baterai mobil listrik ini membutuhkan daya yang besar. Karena itu, PLN juga sudah memberikan kemudahan bagi pemilik mobil listrik yang ingin tambah daya, tidak perlu biaya.
ADVERTISEMENT
Aturan ini berlaku sejak 1 Maret 2019 hingga 31 Desember 2019. Pelanggan mendaftar di kantor PLN terdekat dengan membawa bukti kepemilikan atau pembelian mobil listrik.
Kata Ikhsan, di beberapa negara yang sudah lebih dulu menggunakan mobil listrik, hampir 80 persen penggunanya melakukan isi ulang baterai di rumah.
"Memang watt-nya kan gede, makanya kita kasih kemudahan biaya tambah daya. Diskon 100 persen. Itu bentuk dukungan kami kepada masyarakat yang mau shifting lifestyle ke mobil listrik," ucapnya.
Mobil listrik BlueSG. Foto: Reuters/Edgar Su
Sementara itu, untuk SPLU yang bakal dibangun 5 unit di Jakarta, hingga kini PLN masih mengkaji tarifnya. Hitung-hitungan bisnisnya harus mempertimbangkan biaya investasi, keuntungan, harga mobil listrik itu sendiri, dan tarif yang tidak memberatkan masyarakat. Saat ini, baru ada tarif untuk motor listrik Rp 1.640 per kWh.
ADVERTISEMENT
Sebab, untuk membangun satu SPLU fast charging, PLN memperkirakan perlu biaya Rp 700 juta hingga Rp 2 miliar. Kata Ikhsan, nantinya mungkin dalam satu SPLU, perusahaan bakal mengkombinasikan 2-3 fast charging dan satu colokan yang kecepatan normal.
"Tarifnya lagi kita diskusikan. Lagi kita simulasikan, idealnya supaya enggak bebani masyarakat dan pasti lebih murah dari BBM per liter. Ini kan motor listrik untuk 60 km butuh cuma 2 kWh, kurang lebih Rp 3.200. Kalau BBM berapa tuh? Rp 2 liter bisa Rp 20 ribu mungkin ya," ucapnya.