Selebgram dan YouTuber Sudah Bayar Pajak Rp 2,7 Miliar di 2017

16 Januari 2019 20:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sengkarut Pajak Transaksi e-Commerce (Foto: Lidwina Win Hadi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sengkarut Pajak Transaksi e-Commerce (Foto: Lidwina Win Hadi/kumparan)
ADVERTISEMENT
Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan membantah jika selama ini para pelaku bisnis di media sosial tidak membayar pajak. Sejak 2017, otoritas pajak telah mengumpulkan pendapatan dari Selegram dan YouTuber.
ADVERTISEMENT
Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Humas Ditjen Pajak, Hestu Yoga Saksama, mengatakan hingga saat ini pihaknya terus melakukan pendekatan agar Selebgram dan YouTuber semakin patuh terhadap kewajiban perpajakannya.
"Kalau ada yang bilang Selebgram dan YouTuber enggak bayar pajak ya salah. Kami ada kok datanya," kata Hestu di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (16/1).
Hal tersebut dikatakan Hestu untuk menepis kekhawatiran para pedagang online di platform e-commerce, jika aturan pajak transaksi perdagangan diterapkan maka pelaku usaha akan beralih ke media sosial karena bebas pajak.
Berdasarkan data terakhir Ditjen Pajak, selama 2017 ada 51 Selebgram dan YouTuber yang sudah membayar pajak, nilainya mencapai Rp 2,7 miliar. Sementara untuk 2018, pihaknya masih melakukan penghitungan.
ADVERTISEMENT
"Itu di 2017 sudah 51 Selebgram dan YouTuber, nilainya Rp 2,7 miliar," kata dia.
Hestu menuturkan, para Selebgram dan YouTuber tersebut membayar pajak dengan penuh kesadaran dan tak diburu oleh Ditjen Pajak. Hingga saat ini, pihaknya pun terus melakukan pembinaan agar kesadaran pajaknya semakin meningkat.
"Artinya kita melakukan pembinaan dan mereka mulai tumbuh kesadaran pajaknya," tambahnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA) Ignasius Untung menilai, aturan tata cara pemajakan akan membuat pelaku usaha di platform marketplace beralih ke media sosial.
"Dari studi idEA menemukan bahwa 95 persen pelaku UMKM online masih berjualan di platform media sisial. Dan hanya 19 persen yang sudah menggunakan platform marketplace," katanya.
ADVERTISEMENT