news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Semester I 2017 PLN Masih Untung Rp 2 T, Sekarang Rugi Rp 5,35 Triliun

29 Agustus 2018 18:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gedung PLN (Foto: wikimapia.org)
zoom-in-whitePerbesar
Gedung PLN (Foto: wikimapia.org)
ADVERTISEMENT
PT PLN (Persero) mencatat kerugian sebesar Rp 5,35 triliun sepanjang semester I 2018. Kondisi keuangan ini berbanding terbalik dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu. Di tahun lalu, PLN tercatat membukukan untung sebesar Rp 2,03 triliun.
ADVERTISEMENT
Direktur Perencanaan Korporat PLN Syofvi Felienty Roekman mengatakan, kerugian tersebut dipicu oleh pelemahan nilai tukar rupiah yang terjadi belakangan ini.
Sebab, pelemahan rupiah ini telah meningkatkan beban operasional PLN, baik untuk membeli batu bara, gas maupun Bahan Bakar Minyak (BBM).
"Pada waktu penyusunan rencana kerja awal tahun, asumsi rupiah masih Rp 13.400, sekarang sudah di atas Rp 14.000 per dolar AS, itu memberi pengaruh," katanya saat ditemui di Ruang Sidang Komisi VII DPR, Jakarta, Rabu (29/8).
Ilustrasi menghitung uang Rupiah. (Foto: AFP/Bay Ismoyo)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi menghitung uang Rupiah. (Foto: AFP/Bay Ismoyo)
Syofvi menambahkan, sebenarnya PLN sudah berupaya untuk melakukan lindung nilai (hedging) untuk menghindari pembengkakan biaya operasional akibat pelemahan nilai tukar rupiah. Namun, lindung nilai tadi hanya berlaku untuk tiga sampai enam bulan.
Selain dipicu oleh pelemahan nilai tukar, Syofvi mengatakan, kerugian PLN juga disebabkan oleh kenaikan beban pajak tangguhan dari Rp 2,9 triliun menjadi Rp 6,9 triliun. Kenaikan beban pajak ini membuat beban pajak PLN naik dari Rp 3,06 triliun menjadi Rp 7,19 triliun.
ADVERTISEMENT
Dari sisi operasional, pendapatan usaha PLN sepanjang semester I 2018 sebenarnya masih tumbuh 7,4 persen secara tahunan dari Rp 122,43 triliun menjadi Rp 131,54 triliun. Namun, saat bersamaan beban usaha PLN justru tumbuh 9,3 persen dari Rp 130,25 triliun menjadi Rp 142,43 triliun.