Menaker Tanggapi Buruh China di Morowali: Lokalnya Lebih Banyak

7 Agustus 2018 18:01 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Demo pekerja di Fatufia, Bahodopi, Morowali (Foto: dok. Adriansyah Manu)
zoom-in-whitePerbesar
Demo pekerja di Fatufia, Bahodopi, Morowali (Foto: dok. Adriansyah Manu)
ADVERTISEMENT
Ribuan Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China bekerja di dalam kawasan industri PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Morowali, Sulawesi Tengah. Berdasarkan catatan yang ditemukan, terdapat 3.121 TKA atau sebesar 10,9 persen dari total pekerja sebanyak 25.447 orang.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal tersebut, Menteri Tenaga Kerja (Menaker) Muhammad Hanif Dhakiri mengatakan kondisi tersebut masih ideal karena jumlah tenaga kerja lokal masih jauh lebih banyak daripada buruh asal China.
"Yo masih (Ideal) lah wong lapangan kerja yang dibuka untuk pekerja lokalnya kan jauh lebih tinggi dibanding tenaga kerja asing. Jadi itu artinya kawan industri yang ada di Morowali sana, mereka memberikan perluasan kerja kepada pekerja lokal sekaligus juga memberikan kesempatan untuk transfer of knowledge sehingga tenaga kerja lokal itu bisa memiliki kompetensi yang lebih baik," ucapnya saat ditemui di Gedung Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta Pusat, Senin (7/8).
Menaker Hanif Dhakiri. (Foto: Elsa Olivia Karina Lumban Toruan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menaker Hanif Dhakiri. (Foto: Elsa Olivia Karina Lumban Toruan/kumparan)
Dalam proses transfer of knowledge untuk beberapa keahlian, Hanif menjelaskan tak ada batas waktunya karena beberapa skill membutuhkan waktu yang berbeda-beda.
ADVERTISEMENT
"Nah itu tergantung kebutuhannya, misalnya bidang-bidang tertentu kita ini memang belum begitu memiliki banyak tenaga kerja yang memiliki kualifikasi itu tentu kita membutuhkan bidang-bidang yang kita sudah punya kita harus lihat jumlahnya," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyebut bahwa investigasi ke PT IMIP beberapa waktu lalu telah memberikan gambaran secara transparan sehingga ia berharap agar isu TKA di Morowali tidak dijadikan bahan politik.
"Saya pikir dengan cara kerja yang kita lakukan secara terbuka saya mohon untuk persoalan tenga kerja asing ini tidak dipublikasi untuk kepentingan politik karena kalau untuk kepentingnan politik tidak adak selesai," katanya.