SKK Migas Optimistis Setoran Negara dari Hulu Migas Lampaui Target

8 November 2018 13:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Migas, Pertamina Hulu Energi. (Foto: Dok. Pertamina Hulu Energi)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Migas, Pertamina Hulu Energi. (Foto: Dok. Pertamina Hulu Energi)
ADVERTISEMENT
Pemerintah mematok setoran negara dari sektor hulu minyak dan gas (migas) tahun ini sebesar USD 11,9 miliar. Outlook hingga akhir tahun ini melebihi target yang ditetapkan APBN 2018 sebesar USD 17,5 miliar atau 147 persen dari target.
ADVERTISEMENT
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksanaan Kegiatan Hulu Migas (SKK Migas) Amien Sunaryadi mengaku, pihaknya optimistis hal itu tercapai di akhir Desember 2018 karena jumlah produksi migas nasional masih sesuai target. Hal ini membuat setoran negara dari sektor ini per 31 Oktober 2018 mencapai 123 persen dari target.
“Per Oktober penerimaan sudah USD 14,6 miliar atau 123 persen dari target. Penerimaan negara ini pasti berhubungan erat dengan jumlah produksi migas nasional,” kata Amien dalam Kunjungan Fasilitas dan Sarasehan SKK Migas di Ciloto, Cianjur, Kamis (8/11).
Dia membeberkan, produksi minyak disokong dari setidaknya 10 perusahaan besar di Indonesia. Tiga perusahaan teratas di antaranya PT Chevron Paficic Indonesia di Blok Rokan yang masih bisa nemproduksi minyak di atas 200 ribu barel per hari (BOPD). Disusul oleh Mobil Cepu Ltd di Blok Cepu yang realisasi produksi minyaknya hingga Oktober di atas 200 ribu BOPD. Ketiga, produksi minyak dari PT Pertamina EP yang per Oktober 2018 mencapai 78 ribu BOPD.
ADVERTISEMENT
Kepala SKK Migas Amien Sunaryad. (Foto:  Ema Fitriyani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kepala SKK Migas Amien Sunaryad. (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
Untuk gas, produksi tertinggi hingga Oktober 2018 masih dipimpin oleh BP Berau LTD (Tangguh) di Papua, disusul Pertamina Hulu Mahakam, dan ConocoPhilips (Grissik) Ltd.
Meski begitu, Amien mengakui, target lifting migas hingga akhir tahun ini tidak akan tercapai karena sebenarnya mayoritas lapangan besar yang ada di Indonesia produksinya turun. Untuk lifting minyak misalnya hingga akhir tahun hanya akan mencapai 97 persen atau 776 ribu BOPD (barel per hari). Sementara target lifting gas hanya 95 persen atau 1.136 ribu BOEPD.
“Untuk investasi, per Oktober 2018 realisasinya USD 8,7 miliar belum termasuk WK eksplorasi atau 61 persen dari target investasi sebesar USD 14,2 miliar. Outlook realisasi investasi akhir tahun ini 79 persen dari target atau USD 11,2 miliar,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Adapun capaian Pengembalian Biaya Operasi (Cost Recovery) per Oktober 2018 sebesar USD 9,7 miliar atau 97 persen dari target APBN 2018 sebesar USD 10,1 milliar (unaudited). Untuk outlook-nya, akhir tahun USD 11,7 miliar atau 112 persen dari target.
Untuk Reserve Replacement Ratio (RRR) sebagai parameter peningkatan cadangan migas per Oktober 2018 mencapai 84 persen dari target RRR sebesar 100 persen. Outlook akhir tahun 2018 sebesar 107 persen.