Soal Kecelakaan Konstruksi, Jokowi Soroti Kedisiplinan dan Pengawasan

9 Maret 2018 19:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tiang Girder yang Ambruk di Jalan DI Panjaitan. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Tiang Girder yang Ambruk di Jalan DI Panjaitan. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo menegaskan masalah kedisiplinan dan pengawasan menjadi penyebab terjadinya kecelakaan, dalam pembangunan konstruksi jalan tol Becakayu di kawasan Cawang Jakarta Timur pada 20 Februari 2018 lalu.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya diberitakan, dalam insiden itu terdapat dugaan pengurangan batang dan ukuran besi baja yang digunakan sebagai pengikat penyangga. Yakni dari seharusnya 12 batang menjadi 4 batang, padahal fungsi batang baja itu adalah untuk mengikat atau menjepit penyangga.
"Enggak... enggak... enggak. Jangan membuat isu-isu seperti itu. Baru saja tadi saya menelepon ke Menteri PU (Pekerjaan Umum) mengenai progress perkembangan Becakayu itu, tidak ada pengurangan spesifikasi," kata Presiden Joko Widodo di pelabuhan dalam kawasan Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur, Jumat (9/3).
Presiden seperti dikutip dari Antara menegaskan, ada dua hal yang patut digarisbawahi untuk keselamatan kerja di pembangunan infrastruktur, yaitu kedispilinan dan pengawasan.
"Pertama masalah kedisiplinan dalam bekerja, yang kedua ada pengawasan. Supervisi yang rutin untuk melihat mengecek, mengontrol, memonitor, itu paling penting di situ, kuncinya di dua hal ini saja," tambah Presiden.
Jokowi Bagikan PKH dan KIP di Gresik (Foto: Biro Pers Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi Bagikan PKH dan KIP di Gresik (Foto: Biro Pers Setpres)
Bila kedisplinan dan pengawasan itu tidak ada, menurut Presiden, misalnya lalai mengenakan sabuk pengaman atau sekrupnya yang dipasang 14 tapi hanya dipasang 7 maka akan terjadi kecelakaan kerja.
ADVERTISEMENT
"Tadi kan sudah ada Komite Keselamatan Konstruksi, yang mengawasi itu dan saya sudah perintahkan juga pemilik proyek Waskita Karya, Wijaya Karya, PP (Pembangunan Perumahan), Adhi Karya semuanya agar direktur atau paling tidak manajer untuk keselamatan kerja artinya internal ada yang mengawasi," tegas Presiden.
Selanjutnya, pengawasan dari eksternal dilakukan oleh Komite Keselamatan Konstruksi.
"Walaupun kemarin juga dilakukan (pengawasan) tapi harus lebih ketat lagi karena menurut saya kita tidak disiplin. Saya beri contoh, harusnya kalau kerja shift malam, pagi sampai sore tidur baru nanti malam kerja kalau di luar negeri seperti itu, tidur benar tidak ini? Ini pagi sampai sore tidak tidur malah ke mana-mana nanti malamnya seperti ini," jelas Presiden.
Para pekerja pun seharusnya tidak menganggap enteng hal-hal tersebut. "Ini kedispilinan, jangan mengaggap enteng hal-hal seperti ini," ungkap Presiden.
ADVERTISEMENT