Sri Mulyani: Adaro Pembayar Pajak Terbesar

16 Juli 2018 22:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan Sri Mulyani (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati malam ini menghadiri acara “The 10th Anniversary of Adaro IPO” di Ritz Carlton. Dia datang bersama Dirjen Pajak Kementerian Keuangan Robert Pakpahan. Dalam undangan ini juga hadir Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Inarno Djajadi.
ADVERTISEMENT
Dalam sambutannya, mantan Direktur Pelaksana World Bank ini mengungkapkan kesediaannya datang ke acara yang dihelat CEO Adaro Energy, Boy Thohir, lantaran PT Adaro Indonesia menjadi penyumbang pajak terbesar di Indonesia.
“Saya senang dan saya sebetulnya bersedia hadir di sini karena saya tahu Adaro termasuk the largest tax payer di tempatnya Pak Robert. Ini merupakan salah bentuk penghargaan saya terhadap compliance Adaro yang membayar pajak dan royalti,” kata Sri Mulyani, Senin (16/7).
Sayangnya, Sri Mulyani tidak menyebutkan berapa nilai pajak yang disetor Adaro ke pemerintah Indonesia tahun ini. Namun berdasarkan laporan keuangan tahun 2017, pajak penghasilan yang disetorkan PT Adaro Indonesia sebesar USD 393,09 juta. Angka ini naik hampir dua kali lipat dibandingkan tahun 2016 hanya USD 205,83 juta.
Presiden direktur Adaro energy Garibaldi Thohir (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden direktur Adaro energy Garibaldi Thohir (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kata Sri Mulyani, semua perusahaan harus mencontoh Adaro yaitu taat membayar pajak. Imbasnya, pemerintah akan membantu dan mendukung semua aktivitas perusahaan tersebut.
“Tentu kalau semua perusahaan dimanage, dikelola secara baik maka kami sebagai pemerintah juga akan bisa untuk selalu ikut menjaga dan mensupportnya,” jelas dia.
Sementara itu, CEO Adaro Boy Thohir menambahkan, dalam momentum 10 tahun Adaro melakukan Initial Public Offering (IPO). Dia tidak melupakan suka duka saat membangun bisnis batu bara ini. Menurutnya, 2008 adalah tahun yang tidak mudah bagi perusahaan batu bara bisa bertahan karena harga yang sangat rendah.
“Untuk itu kami haturkan terima kasih kepada semuanya yang senantiasa mendukung langkah Adaro hingga saat ini. 10 tahun perjalanan bisnis Adaro bukan bisnis yang mudah. Tapi gejolak naiknya harga batu bara sehingga banyak yang tutup dan berdampak pada fluktuasi harga saham kami. Tapi alhamdulillah kami berkembang hingga saat ini,” ujar Boy.
ADVERTISEMENT