news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Sri Mulyani: G20 Gagal Atasi Perang Dagang, Indonesia Harus Waspada

25 Juli 2018 17:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Komisioner Ekonomi Eropa dan Urusan Keuangan Pierre Moscovici saat tiba dipertemuan G20, Argentina. (Foto: REUTERS/Marcos Brindicci)
zoom-in-whitePerbesar
Komisioner Ekonomi Eropa dan Urusan Keuangan Pierre Moscovici saat tiba dipertemuan G20, Argentina. (Foto: REUTERS/Marcos Brindicci)
ADVERTISEMENT
Pembahasan perang dagang menjadi isu utama dalam pertemuan G20 di Buenos Aires, Argentina, gagal merumuskan solusi atas masalah tersebut. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai, Indonesia jarus mewaspadai ketidakpastian ekonomi global, sebagai dampak perang dagang tersebut.
ADVERTISEMENT
Pertemuan G20 yang berlangsung pekan lalu, berlangsung antara menteri-menteri keuangan dan para gubernur bank sentral. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, turut hadir dalam pertemuan itu.
Menurut Sri Mulyani, pertemuan itu gagal merumuskan solusi untuk mengatasi perang dagang yang melibatkan tiga kekuatan ekonomi dunia yakni Amerika Serikat (AS), China, dan Uni Eropa. Alhasil ketidakpastian perdagangan dunia diprediksi masih akan terjadi.
“Kalau kita lihat hasil G20, tidak menunjukkan adanya kemungkinan menurunnya ketidakpastian. Tidak ada kesepakatan akan menetapkan solusi atas perselisihan dari sisi perdagangan,” ujar Sri Mulyani saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (25/7).
Menteri Keuangan Sri Mulyani di DPR (Foto: Resya Firmansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani di DPR (Foto: Resya Firmansyah/kumparan)
Atas dasar hal itu, dia memandang Indonesia yang merupakan negara berkembang harus mengantisipasi dampak perang dagang tersebut. Salah satunya dengan menggenjot ekspor agar neraca pembayaran Indonesia tercatat positif.
ADVERTISEMENT
“Kita juga harus tetap waspada, suasana ketidakpastian masih akan terus berlangsung. Oleh karena itu langkah untuk mendukung kenaikan ekspor harus dilakukan,” ucap Sri Mulyani.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menambahkan, unsur pemerintah terkait akan dikoordinasikan untuk mendukung kenaikan ekspor. Nantinya langkah yang diambil, misalnya seperti memberikan insentif fiskal.
“Kedua masalah (pengurangan) impor. Jika impor yang sangat penting untuk produksi kita akan coba kita dukung. Tapi jika tidak, kita bisa kurangi,” katanya.