Sri Mulyani Hitung Dampak Pelemahan Rupiah ke Neraca PLN dan Pertamina
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mencermati pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Salah satunya terkait penghitungan subsidi energi.
ADVERTISEMENT
"Nilai tukar akan mempengaruhi subsidi kita, terutama BBM dan listrik. Kami sedang bekerja dengan Jonan (Menteri ESDM) dan Rini (Menteri BUMN) untuk melihat neraca PLN dan Pertamina, terutama Pertamina," ujar Sri Mulyani di Djakarta Theater, Selasa (8/5).
Dengan begitu, kata Sri Mulyani, pemerintah bisa membuat kebijakan yang di satu sisi menjaga keuangan Pertamina sehingga BUMN bisa bekerja menjalankan tugas negara menyediakan BBM di seluruh Indonesia dengan harga terjangkau di masyarakat, namun di sisi lain APBN tetap sehat dan shock yang berasal dari luar itu kemudian bisa diminimalkan pengaruhnya kepada masyarakat.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, Sri Mulyani juga terus memperhatikan laju inflasi akibat pelemahan rupiah, terutama yang disebabkan kenaikan harga barang impor (imported inflation). Sebab laju impor saat ini paling banyak terkait impor bahan baku atau modal.
Selama kuartal I 2018, laju impor sebesar 12,75% (yoy), lebih tinggi dibandingkan kuartal IV 2017 yang terkontraksi 3,88% (yoy).
"Imported inflation, inflasi yang berasal dari barang-barang impor dan banyak sekali impor itu sudah dilakukan pada tahun lalu sampai dengan kuartal pertama ini. Bagaimana pass through-nya kepada inflasi harus kami jaga bersama-sama dengan BI," jelasnya.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini mencapai Rp 14.036 berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), melemah dibandingkan hari sebelummya yang menyentuh Rp 13.956.
ADVERTISEMENT