Sri Mulyani: Indonesia Harus Kerja Keras untuk Hadapi Industri 4.0

27 Februari 2019 12:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan Republik Indonesia. Foto: PRAKASH SINGH / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan Republik Indonesia. Foto: PRAKASH SINGH / AFP
ADVERTISEMENT
Pemerintah saat ini sedang berupaya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) untuk menghadapi kesiapan industri 4.0. Sebab, tak mudah dalam menghadapi era digitalisasi tersebut.
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, tantangan yang dihadapi oleh Indonesia, adalah jumlah penduduk yang hampir mencapai 260 juta jiwa dengan kondisi geografis yang luas dan terpisah antar pulau.
"Karena kita ini besar, langkah yang harus dilakukan menjadi lebih banyak dan membutuhkan waktu lebih lama," kata Sri Mulyani dalam acara Kadin Entrepreneurship Forum 2019 di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat, Rabu (27/2).
Dia menjelaskan, kesiapan Indonesia dalam menghadapi perkembangan industri di era digitalisasi masih berada diperingkat ke-45 di dunia di 2018. Meski demikian, peringkat tersebut membaik dari posisi Indonesia pada 2017 yang berada di urutan ke-47.
Adapun di antara negara ASEAN, posisi Indonesia dalam era digitalisasi sudah berada di peringkat 4.
ADVERTISEMENT
"Sehingga sebenarnya bukan berarti kesiapan industri 4.0 kita jauh tertinggal," jelas dia.
Oleh sebab itu, pemerintah terus mendorong perbaikan industri nasional untuk menghadapi industri 4.0. Hal ini dilakukan dengan mendorong pembangunan infrastruktur secara merata di seluruh Indonesia.
Selain itu, Sri Mulyani mengatakan pemerintah juga harus mempersiapkan SDM yang berkualitas. Peningkatan SDM dilakukan dengan pendidikan vokasi dan pemberian beasiswa bagi masyarakat.
Sementara dari segi ekonomi makro, pihaknya mendorong kesiapan dengan berbagai kebijakan untuk menjaga kestabilan perekonomian. Ada berbagai insentif untuk mendorong peningkatan investasi dalam negeri dan menjaga pertumbuhan ekonomi.
"Online Single Submission (OSS) juga harus dilakukan, efisiensi dilakukan, infrastruktur mesti kita bangun terus. Kini kita di rangking 71, artinya masih membutuhkan lagi," katanya.
ADVERTISEMENT