Sri Mulyani: Jangan Harap Ada ‘Satria Piningit’ di Ekonomi Saat Ini

12 September 2019 12:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sri Mulyani Indrawati di acara “Menuju Indonesia Lima Besar Dunia”. Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sri Mulyani Indrawati di acara “Menuju Indonesia Lima Besar Dunia”. Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah melihat kondisi ekonomi global masih penuh dengan ketidakpastian. Untuk itu, setiap negara, termasuk Indonesia, harus melakukan antisipasi agar perekonomian tetap tumbuh.
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan Indonesia tengah menyiapkan berbagai upaya agar bisa menjadi negara kelima besar dunia di 2045. Untuk itu, sejumlah permasalahan dan tantangan harus bisa diselesaikan dalam waktu dekat ini.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu pun menegaskan, masyarakat jangan berharap ada penyelamat yang akan menyelesaikan seluruh masalah perekonomian dalam sekejap.
“Jangan harap ada Satria Piningit (Penyelamat). Itu cuma ada di Disneyland,” ujar Sri Mulyani di Djakarta Theater, Jakarta, Kamis (12/9).
Sri Mulyani melanjutkan, perbaikan ekonomi pun tak bisa dilakukan secara otomatis. Menurutnya, diperlukan fokus pada beberapa sektor fundamental agar ekonomi tetap tumbuh ke depannya.
Menurut dia, setidaknya ada enam fokus agar Indonesia bisa mencapai negara maju di 2045. Mulai dari perbaikan infrastruktur, sumber daya manusia, kemampuan adopsi dan adaptasi terhadap teknologi, menciptakan inovasi, birokrasi pemerintahan yang efektif, hingga tata kelola ekonomi dan keuangan.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani memberikan keterangan pers terkait APBN Kinerja dan Fakta (Kita) Agustus 2019 di Kantor Kemenkeu. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
“Salah satu hal yang penting bagaimana memecahkan masalah untuk menaikkan produktivitas dan daya saing. Minimal enam sektor itu kita tingkatkan,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Adapun di 2045, jumlah penduduk Indonesia diprediksi meningkat menjadi 319 juta jiwa. Pemerintah juga menargetkan pendapatan per kapita mencapai USD 23.199.
Selain itu, 73 persen kue ekonomi akan berasal dari sektor jasa. Struktur ekonomi juga bergeser ke sektor bernilai tambah tinggi.