Sri Mulyani Prediksi Impor Tumbuh Terkendali hingga 10% di 2018

5 Juni 2018 12:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rapat APBN 2018 (Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
zoom-in-whitePerbesar
Rapat APBN 2018 (Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
ADVERTISEMENT
Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun ini diperkirakan tumbuh minimal 5,18%. Proyeksi ini lebih tinggi daripada proyeksi Bank Indonesia (BI) yang minimal tumbuh 5,1% di 2018.
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, angka ini salah satunya didorong oleh pertumbuhan dari sisi impor. Dia melihat, pada tahun ini impor bisa tumbuh sekitar 9,8-9,9% (yoy).
Meski lebih rendah dari realisasi impor tahun lalu sebesar 15,56% (yoy), namun Sri Mulyani meyakini bahwa impor dapat mendukung perekonomian di tahun ini.
“Kami lihat impor 9,8%-9,9% tahun ini, mendekati 10%. Dengan demikian pertumbuhan ekonomi tahun ini berkisar 5,18% sampai 5,40%,” ujar Sri Mulyani di Gedung DPR RI, Selasa (5/6).
Dia juga mengatakan, impor yang tumbuh tersebut bisa mendorong pertumbuhan ekonomi lantaran impor yang banyak terjadi adalah impor bahan baku dan barang modal. Meskipun ada peningkatan di impor barang konsumsi, hal ini menurutnya akibat faktor musiman jelang Lebaran.
ADVERTISEMENT
“Impor ini dapat mendorong perekonomian, pun impor barang konsumsi tinggi ini akibat musiman jelang Lebaran," katanya.
Hingga April 2018, impor mencapai USD 16,09 miliar, naik 11,28% dibanding bulan sebelumnya (mtm) dan naik 34,68% secara tahunan (yoy). Impor migas maupun nonmigas naik masing-masing sebesar 3,26% dan 12,68% dibanding bulan sebelumnya.
Kenaikan impor tersebut terjadi pada seluruh kelempok penggunaan barang, baik arang konsumsi, bahan baku penolong, maupun barang modal.
Impor barang konsumsi naik tinggi sebesar 25,86% (mtm) dan naik 38,01% (yoy). Kenaikan itu terutama didorong oleh impor bawang putih dari China, beras yang belum terealisasi, daging beku, pir dari China, dan apel dari China.
Sementara itu, impor bahan baku tercatat naik 10,73% (mtm) dan naik 33% (yoy) Kenaikan ini terutama didorong oleh impor kacang kedelai dan gandum.
ADVERTISEMENT