Sri Mulyani: Rupiah Belum Stabil Karena Dua Faktor

13 November 2018 18:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan, Sri Mulyani di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (04/09/2018). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan, Sri Mulyani di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (04/09/2018). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pemerintah menilai hingga saat ini nilai tukar rupiah belum stabil meskipun cenderung menguat dibandingkan beberapa waktu lalu. Hal tersebut disebabkan dua faktor, yakni masih cukup tingginya sentimen domestik dan global.
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawari mengatakan pemerintah akan terus berkoordinasi dengan Bank Indonesia dan mewaspadai kondisi nilai tukar rupiah yang masih volatilitas.
"Pergerakan rupiah selalu ada saja alasannya dari luar, alasan dari dalam (negeri)," ujar Sri Mulyani di Ditjen Kekayaan Negara (DJKN), Jakarta, Selasa (13/11).
Dia menambahkan, tak hanya rupiah, perkembangan global yang didominasi oleh Amerika Serikat (AS) tersebut juga berdampak terhadap mata uang negara lainnya.
"Kondisi global dan dinamika yang ada itu harus kita jaga, waspadai, dan bagaimana menjaga ekonomi kita agar bisa absorb itu," jelasnya.
Untuk domestik, defisit transaksi berjalan (CAD) yang melebar di kuartal III 2018 memberi sentimen negatif bagi rupiah. Namun, Sri Mulyani mengatakan pemerintah akan tetap meneruskan dan memonitor sejumlah kebijakan yang telah diambil untuk menekan CAD.
ADVERTISEMENT
"Kami akan jalankan terus," tambahnya.
Berdasarkan data Reuters, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mencapai Rp 14.805, menguat dibandingkan penutupan hari sebelumnya yang berada di level Rp 14.820 per dolar AS.