Sri Mulyani Soal Dolar AS Nyaris Rp 15.300: Ekonomi AS Bergerak Cepat

8 Oktober 2018 17:10 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas memperlihatkan uang pecahan dolar Amerika Serikat di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Selasa (4/9). (Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas memperlihatkan uang pecahan dolar Amerika Serikat di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Selasa (4/9). (Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data Reuters sore ini, Senin (8/10), dolar AS mencapai Rp 15.244. Pada perdagangan hari ini, dolar AS bahkan nyaris menembus Rp 15.300.
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, menguatnya dolar AS kali ini lantaran imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS yang terus meningkat dan mencapai 3,4 persen. Padahal selama ini yield obligasi pemerintah AS hanya di bawah 3 persen.
"Jadi kita melihat dinamika ekonomi AS itu masih sangat mendominasi dan pergerakannya cepat sekali. Kalau dulu tresshold psikologisnya sepuluh tahun bonds AS 3 persen, jadi pas mereka mendekati 3 persen memunculkan apa yang disebut reaksi dari seluruh nilai tukar dan suku bunga internasional, sekarang sudah lewat 3 persen," ujar Sri Mulyani di sela-sela rangkaian acara Annual Meetong IMF-WB, Nusa Dua, Bali, Senin (8/10).
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
Pemerintah sendiri menurutnya telah mengantisipasi risiko global tersebut dengan berbagai penyesuaian. Salah satunya fleksibilitas dari nilai tukar rupiah.
ADVERTISEMENT
"Penyesuaian itu juga dalam bentuk nilai tukar yang dalam hal ini fleksibel, memang kita harus berhati-hati dari sisi speed-nya, namun bahwa fleksibilitas dari nilai tukar tidak bisa dihindarkan, dia merupakan bagian dari respon selingkungan global yang masih terus berjalan," jelasnya.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu pun menjelaskan, pemerintah terus berkoordinasi dengan Bank Indonesia (BI) untuk melakukan kebijakan campuran agar rupiah tetap stabil.
"Pak Perry juga sudah menyampaikan berkali-kali melakukan policy mix, jadi kami dengan BI dan BI akan terus melakukan policy mix yang ada domain BI dalam mengelola nilai tukar, makroprudensial dan dari sisi intervensi. Kami di pemerintah melakukan match yang ada di kami," tambahnya.