Sri Mulyani soal The Fed Pangkas Suku Bunga: Tidak Harus Direspons RI

19 September 2019 10:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan Sri Mulyani di Wisuda Akbar STAN di ICE BSD, Tangerang, Kamis (19/9/2019). Foto: Ema Fitriyani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani di Wisuda Akbar STAN di ICE BSD, Tangerang, Kamis (19/9/2019). Foto: Ema Fitriyani/kumparan
ADVERTISEMENT
Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve atau The Fed, menurunkan suku bunga acuan mereka sebesar 0,25 persen. Ini merupakan penurunan kedua kali sejak Juli lalu.
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan, Sri Mulyani, mengatakan penurunan suku bunga yang dilakukan negara lain seperti AS tak harus selalu direspons oleh Indonesia. Meski begitu, pemerintah terus memantau pergerakan kebijakan negara lain yang strategis untuk menjadi dasar pengambil keputusan ke depannya bila diperlukan.
"Kita akan terus lihat di tahun depan. Kita tidak terus menerus bereaksi terhadap keputusan tiap stage (tahap). Kita tetap steady (tenang) melihat mereka mau ke mana, apa yang harus kita lakukan agar memperkuat perekonomian," kata dia saat ditemui usai acara Wisuda STAN di ICE BSD, Tangerang, Kamis (19/9).
Petugas melayani penukaran uang dolar Amerika di salah satu gerai penukaran valuta asing, Jakarta. Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Dia menjelaskan, apa yang dilakukan The Fed hari ini merupakan respons dari ekonomi global yang masih dihantui ketidakpastian. Tak hanya AS, negara lain seperti Jepang hingga Eropa juga mencari cara untuk mengantisipasi pelemahan ekonomi dunia.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, mereka harus memahami langkah antisipasi terhadap perubahan kebijakan fiskal yang dilakukan masing-masing negara. Dengan kata lain, kata dia, Indonesia memilih untuk memantau terus pergerakan yang terjadi pada negara lain, tapi tak harus selalu direspons sama di dalam negeri.
"Kan tiap negara berbeda, dari AS tanda-tanda pelemahan tahun depan jadi mereka harus respons dari sekarang. Ini policy-nya tidak berdiri sendiri. Amerika Serikat juga lihat sisi kebijakan fiskal dan ekonomi mereka sendiri itu akan jadi campuran," jelas dia.