Sri Mulyani: Surat Utang RI Diakui Dunia, Investasi Masuk Bisa USD 7 M

Menteri Keuangan Sri Mulyani (Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Mulai 1 Juni 2018, Surat Utang Negara (SUN) berdenominasi rupiah masuk dalam Indeks Agregat Global. Ini dinilai mencerminkan investor global semakin mempercayai pemerintah.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyambut positif hal tersebut. Menurut dia, belajar dari pengalaman negara lain, dengan diakuinya SUN Indonesia di Indeks Agregat Global akan memunculkan kepercayaan yang lebih besar dari investor asing.

"Bisa memunculkan confident yang lebih besar. Historis menunjukkan capital inflow bisa mencapai USD 5 miliar sampai USD 7 miliar," kata Sri Mulyani di Hotel Mulia, Jakarta, Rabu (21/2).

Menurut dia, hal ini akan membawa persaingan yang baik di pasar obligasi global. Dengan adanya demand yang kuat, maka Indonesia bisa mendapatkan kompetisi di dalam penjualan surat utang negara. Nantinya pemerintah akan melihat apakah hal ini bisa berdampak pada biaya penerbitan surat utang atau borrowing cost.

Sebelumnya, Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan, hal ini berdampak positif bagi Indonesia. Dia menyebutkan, masuknya surat utang pemerintah dalam radar investor global, juga berpotensi menarik investasi sebesar USD 4-5 miliar atau mencapai Rp 67,5 triliun (kurs Rp 13.500).

"Saya rasa bagus ya, ini berita positif. Investor global mulai melirik government bond kita. Karena banyak investor kalau berinvestasi di suatu negara pasti akan melihat rating atau peringkatnya. Kalau dilihat fund yang sekarang beredar di dunia itu bisa menarik USD 4-5 bilion investasi ke Indonesia, potensinya segitu," ujar David.

Selain potensi investasi dan meningkatkan dana asing masuk, global bond rupiah yang mulai diakui dunia ini juga akan berdampak pada penguatan rupiah.