Sri Mulyani: Teknologi Harus Bisa Mendorong Perekonomian Indonesia

11 Oktober 2018 14:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menkeu, Sri Mulyani Indrawati menyampaikan sambutan saat hadiri Remark Multilateral Investment Guarantee Agency (MIGA). (Foto: ANTARA FOTO/ICom/AM IMF-WBG/Jefri Tarigan)
zoom-in-whitePerbesar
Menkeu, Sri Mulyani Indrawati menyampaikan sambutan saat hadiri Remark Multilateral Investment Guarantee Agency (MIGA). (Foto: ANTARA FOTO/ICom/AM IMF-WBG/Jefri Tarigan)
ADVERTISEMENT
Gelaran pertemuan tahunan IMF-World Bank di Nusa Dua, Bali, turut membahas perkembangan teknologi yang bisa menjadi peluang untuk meningkatkan perekonomian. Namun, ada banyak tantangan dalam era teknologi tersebut, termasuk disrupsi bagi negara berkembang.
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan teknologi seharusnya bisa membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun, kata dia, harus dipastikan bagaimana teknologi tumbuh secara inklusif bagi perekonomian.
“Ini cara baru meningkatkan kesejahteraan banyak orang, termasuk mereka yang tinggal di negara berkembang. Tinggal bagaimana untuk memastikan agar teknologi bermanfaat untuk pertumbuhan yang inklusif,” kata Sri Mulyani dalam diskusi bertajuk Policies for Harnessing Technology for Growth di Nusa Dua, Bali, Kamis (11/10)
Bagi negara berkembang, kata Sri Mulyani, disrupsi teknologi menjadi suatu permasalahan yang harus dihadapi. Di Indonesia misalnya, teknologi digital telah menghubungkan sektor ekonomi informal dengan sektor ekonomi formal.
“Kami tidak ingin mengorbankan manusia untuk teknologi. Negara ini masih dalam kategori pendapatan menengah dan kita punya unicorn yang cukup mapan, ini kesempatan untuk memanjat teknologi dan menciptakan kesempatan,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu pun menuturkan, ada 3 miliar jiwa penduduk global yang diprediksi masih tak terhubung internet (offline) hingga 2023. Pendekatan bisnis biasa untuk desain dan penyampaian layanan digital dianggap tidak akan mampu menjangkau orang-orang yang termajinalkan.
“Indonesia adalah negara besar dan tidak semua teredukasi dengan baik. Ini harus ditanggulangi pemerintah. Kami harus memastikan tidak ada yang tertinggal dan memastikan teknologi bisa bermanfaat untuk meningkatkan layanan pendidikan dan kesehatan,” ujarnya.