Strategi BFI Kejar Target Pembiayaan Rp 17,2 Triliun di 2018

23 Februari 2018 15:19 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Layanan BFI Finance. (Foto: Dok. BFI Finance)
zoom-in-whitePerbesar
Layanan BFI Finance. (Foto: Dok. BFI Finance)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perusahaan pembiayaan PT BFI Finance Indonesia Tbk (“BFI Finance”) telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 14,3 triliun pada 2017. Angka itu tumbuh 33,5% dibandingkan capaian tahun sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Untuk tahun 2018, perseroan menargetkan penyaluran pembiayaan sebesar Rp 17,2 triliun atau naik 20% dari tahun lalu. Direktur Keuangan BFI Finance, Sudjono, mengaku telah menyiapkan berbagai langkah untuk bisa mencapai target tersebut.
“Kami akan memperluas jaringan dengan membuka sekitar 40 outlet baru. Selain itu juga akan meluncurkan produk baru yaitu BFI Syariah di pertengahan Q1-2018,” katanya kepada kumparan (kumparan.com), Jumat (23/2).
Menurut dia, dengan strategi itu BFI diharapkan bisa menjangkau pasar yang lebih luas. BFI Finance juga akan meningkatkan penetrasi pasar dengan implementasi teknologi di bidang keuangan (Financial Technology/Fintech).
Kantor BFI Finance. (Foto: Dok. BFI Finance)
zoom-in-whitePerbesar
Kantor BFI Finance. (Foto: Dok. BFI Finance)
Fintech itu akan dikerjakan oleh anak perusahaan yang mau kami dirikan. Sekarang masih menunggu izin OJK (Otoritas Jasa Keuangan),” tambah Sudjono.
ADVERTISEMENT
Terkait kinerja tahun lalu, dia menilai hal itu merupakan hasil dari strategi pemasaran yang tepat, perbaikan kinerja di seluruh wilayah operasional perusahaan, serta kondisi likuiditas perbankan yang baik.
Dari nilai pembiayaan yang disalurkan pada 2017, BFI Finance berhasil membukukan laba bersih perusahaan sebesar Rp1,19 triliun, naik 49% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp798 miliar.
Jual beli mobil bekas (ilustrasi). (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Jual beli mobil bekas (ilustrasi). (Foto: Thinkstock)
Porsi pembiayaan terbesar yang disalurkan yakni untuk mobil bekas dengan persentase 70%. Sedangkan sepeda motor bekas dan alat-alat berat sebesar 13%. Sisanya pembiayaan mobil baru dan properti.
Perusahaan juga menjaga rasio pembiayaan bermasalah atau Non-Performance Financing (NPF) di bawah 1% yaitu 0,95%. Sementara mengacu data OJK dan Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) per Desember 2017, NPF rata-rata industri sebesar 2,96%.
ADVERTISEMENT