news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Strategi BRI Singapura Bawa Pulang Devisa Hasil Ekspor ke Indonesia

17 November 2018 12:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kantor BRI cabang Singapura. (Foto: Michael Agustinus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kantor BRI cabang Singapura. (Foto: Michael Agustinus/kumparan)
ADVERTISEMENT
Untuk memperkuat rupiah yang saat ini masih melemah terhadap dolar AS, pemerintah telah mewajibkan eksportir komoditas perkebunan, pertambangan, hingga perikanan untuk membawa pulang devisa hasil ekspor (DHE) ke Indonesia.
ADVERTISEMENT
Selama ini banyak DHE yang tak 'pulang kampung' ke Indonesia karena disimpan di bank-bank asing di luar negeri. Untuk membantu pemerintah menarik DHE ke Indonesia, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI sejak 3 tahun lalu telah membuka kantor cabang di Singapura.
Kantor Cabang BRI Singapura berupaya menggaet perusahaan-perusahaan eksportir komoditas asal Indonesia yang beroperasi di luar negeri atau memiliki grup perusahaan di luar negeri, khususnya di Singapura, agar membuka Letter of Credit (L/C) di BRI. Dengan begitu, DHE akan otomatis tersimpan di bank asal Indonesia.
Perusahaan yang menjadi target utama BRI Singapura adalah perusahaan-perusahaan yang merupakan nasabah Kantor Pusat BRI, contohnya Asian Agri.
"Kita kan dari awal follow up costumer, salah satunya kan Asian Agri. Trading company-nya di sini untuk memasarkan produk yang di Indonesia. Kita juga support bank-bank Indonesia uuntuk pembiayaan untuk pembiayaan perdagangan internasional mereka," kata General Manager BRI Singapura, Aris Hartanto, saat ditemui di Kantor Cabang BRI Singapura, Jumat (16/11).
Kantor BRI cabang Singapura. (Foto: Michael Agustinus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kantor BRI cabang Singapura. (Foto: Michael Agustinus/kumparan)
Namun diakui Aris, menarik DHE ke bank-bank Indonesia bukan pekerjaan mudah. Banyak eksportir Indonesia yang sudah lama membuka L/C di bank asing dan sudah terlanjur merasa nyaman, sehingga tak mau pindah ke bank lain. BRI harus bekerja ekstra keras dengan pendekatan khusus agar perusahaan-perusahaan Indonesia ini mau beralih.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, sebenarnya pelayanan dan fasilitas yang diberikan BRI sudah bagus, cukup kompetitif, tak kalah dari bank-bank asing.
"Kalau customer lama, dia mau berpaling ke yang lain itu jarang karena sudah di comfort zone. Kalau mau memperkenalkan BRI butuh waktu saja. Kalau pricing kita bisa fight, kenyamanan ini yang harus pelan-pelan diambil. Butuh waktu aja untuk mengubah kebiasaannya, pendekatannya lama," paparnya.
Selain melakukan pendekatan khusus, BRI juga mengambil manfaat dari dukungan regulasi pemerintah yang mewajibkan eksportir tambang dan perkebunan untuk membuka L/C dari bank-bank nasional.
"Itu kesempatan buat kita, karena sudah kewajiban L/C. Kita tawarkan L/C," tegas Aris.
Tak hanya bersikap pasif menunggu, Aris mengatakan bahwa BRI Singapura akan aktif 'menjemput bola' dengan mendekati langsung perusahaan-perusahaan eksportir CPO dan batu bara Indonesia di Singapura agar membuka L/C di BRI.
ADVERTISEMENT
Dalam waktu dekat, akan ada 2 perusahaan Indonesia yang membuka L/C di BRI Singapura, semuanya eksportir CPO. "Pasti akan growth signifikan sekali. DHE biar masuk ke Indonesia salah satunya dengan L/C," katanya.
Per Januari-November 2018 ini, BRI Singapura sudah menyalurkan SGD 440 juta untuk trade finance mendukung ekspor Indonesia.