Strategi PLN Hadapi Pelemahan Rupiah yang Tembus di atas Rp 15.000

9 Oktober 2018 20:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Perencanaan Korporat PLN, Syofvi Felienty Roekman, saat menjawab pertanyaan wartawan, pada Jumat (03/8). (Foto: Resya Firmansyah/kumparan Area lampiran)
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Perencanaan Korporat PLN, Syofvi Felienty Roekman, saat menjawab pertanyaan wartawan, pada Jumat (03/8). (Foto: Resya Firmansyah/kumparan Area lampiran)
ADVERTISEMENT
Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang pada sore ini menyentuh level Rp 15.289 dinilai akan berdampak pada perusahaan BUMN. Salah satunya PT PLN (Persero).
ADVERTISEMENT
Direktur Perencanaan PT PLN (Persero) Syofvi Roekmana, mengakui pelemahan rupiah ini berdampak pada kondisi keuangan perusahaan. Dia menjelaskan, perusahaan harus berhitung dana operasional yang selama ini bertransaksi dengan kurs dolar AS.
“Secara operasional, kami bayar gas pakai dolar. IPP pakai dolar. Walaupun uang kami keluar (bayar) pakai rupiah, sama mereka dikurskan dolar,” kata Syofvi saat ditemui di Hotel Conrad, Bali, Selasa (9/10).
Dia mengatakan level rupiah saat ini sudah jauh di atas RKAP PLN 2018 yang dipatok pada awal tahun ini dikisaran Rp 13.000 sampai Rp 14.000. Jadi kondisi tersebut cukup berdampak besar.
"Kalau compare dolarnya, itu hitungan akutansi saja. Yang penting buat PLN secara operasional kami harus kuat. Kalau ini kan akibat kurs ya, 1-2 hari kamu bisa rugi atau untung. Tapi Rp 15 ribu challenging-lah buat PLN sekarang karena sudah jauh dari RKAP kita sekitar Rp 13.000 atau Rp 14.000-an,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
PLN Bakal Terangi Seluruh Dusun Pulau Bawean (Foto: Edy Sofyan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
PLN Bakal Terangi Seluruh Dusun Pulau Bawean (Foto: Edy Sofyan/kumparan)
Untuk mengakalinya, perusahaan menggunakan skema lindung nilai atau hedging pada dana-dana operasional yang dibayar ke mitra bisnis. Lindung nilai sendiri selama ini sudah dijalankan PLN sejak lama dengan batas waktu 3-6 bulan.
Meski kondisi global dipenuhi ketidakpastian yang mengguncang rupiah, dia berharap hingga akhir tahun rupiah berada di bawah Rp 15 ribu sehingga tidak terlalu jauh dengan RKAP PLN tahun ini. Dengan begitu, pendaan operasional PLN tetap terjaga.
Untuk investasi perusahaan, Syofvi mengaku tidak terpengaruh dolar AS. Sebab, selama ini 70 persen investasi banyak dilakukan dari pihak luar dengan mengandalkan utang dalam bentuk mata uang asing.
Sementara porsi ekuitas untuk investasi hanya 30 persen yang dibayarkan untuk pembebasan lahan dan bayar pekerja lokal menggunakan rupiah. Jadi, dia menegaskan perusahaan tidak membutuhkan dolar AS yang banyak untuk investasi.
ADVERTISEMENT
"Yang 70 persen buat equipment. Itu dibayar sama lender. Sebenarnya secara investasi PLN enggak nge-hit dolar. Jadi sampai akhir tahun ini kebutuhan dolar PLN aman," tegasnya.