Suku Bunga Acuan BI Naik Jadi 4,75%, Rupiah Menguat

30 Mei 2018 14:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konpers RDG Bank Indonesia. (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Konpers RDG Bank Indonesia. (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) kembali menaikkan suku bunga acuan atau BI 7 day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,75%. Adapun suku bunga Deposit Facility dan Lending Facility masing-masing naik 25 bps menjadi 4% dan 5,5%.
ADVERTISEMENT
Naiknya suku bunga acuan BI direspons positif pasar. Hal ini menyebabnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat.
Mengutip data perdagangan Reuters, Rabu (30/5), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS saat ini berada di level Rp 13.984 atau menguat dibandingkan posisi pada pembukaan pagi tadi di Rp 14.020. Rupiah bahkan sempat menguat ke posisi Rp 13.970/dolar AS. Sementara itu, data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), nilai tukar rupiah berada di posisi Rp 14.032/dolar AS.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, kenaikan suku bunga acuan ini sebagai respons bank sentral atas berbagai tekanan global, utamanya yang menyebabkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang sempat melemah beberapa waktu terakhir.
Ilustrasi mata uang Rupiah. (Foto: AFP/Adek Berry)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mata uang Rupiah. (Foto: AFP/Adek Berry)
"Secara keseluruhan ekonomi kita cukup kuat, cukup baik, ada tekanan global yang perlu direspons secara segera. Tekanan terhadap stabilitas, khususnya nilai tukar rupiah sejak Februari 2018 kami melihat karena perubahan kebijakan di AS yang berdampak kepada seluruh negara, termasuk Indonesia," ujar Perry di Gedung BI Thamrin, Jakarta, Rabu (30/5).
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, sejumlah ekonom sudah memprediksi, BI akan kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps. Langkah ini diambil untuk menstabilkan nilai tukar rupiah.
"Diperkirakan bahwa BI akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 4,75%. Apapun hasil keputusan dalam RDG, diyakini akan memberikan efek positif dalam rangka menjaga tingkat stabilitas rupiah," ungkap Analis PT Binaartha Sekuritas M Nafan Aji Gusta Utama kepada Kumparan.
Sejak suku bunga acuan BI dinaikkan 25 bps menjadi 4,5% pada 17 Mei 2018 lalu, laju nilai tukar rupiah masih terkapar. Rupiah belum mampu keluar dari zona Rp 14.000 per dolar AS. Adapun penguatan rupiah tertinggi terjadi pada Senin lalu dim ana nilai tukar rupiah berada di level Rp 14.065/dolar AS.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Ekonom CORE Indonesia Muhammad Faisal mengatakan, kenaikan tersebut akan berdampak positif bagi pasar modal Indonesia terutama derasnya aliran dana asing yang masuk.
“Kemungkinan mendorong aliran modal masuk sehingga ada pergerakan penguatan rupiah,” timpal Faisal.