Supreme Energy Dapat Pinjaman Rp 7,3 T untuk Proyek Rantau Dedap

25 Maret 2018 9:12 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi geothermal (panas bumi) (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi geothermal (panas bumi) (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
PT Supreme Energy Rantau Dedap (SERD) telah berhasil merampungkan perjanjian untuk pembiayaan proyek panas bumi Rantau Dedap tahap I. Pinjaman senilai USD 540 juta atau setara dengan Rp 7,29 triliun (kurs Rp 13.500) telah ditandatangani di Jakarta, Jumat (23/3).
ADVERTISEMENT
Penandatangan perjanjian pembiayaan untuk proyek tersebut dilakukan oleh SERD dengan Japan Bank for International Cooperation (JBIC), Asian Development Bank (ADB) dan kelompok bank komersial internasional (yang terdiri dari Mizuho Bank Ltd, Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, dan Sumitomo Mitsui Banking Corporation), dengan perusahaan Nippon Export and Investment Insurance sebagai penjamin.
SERD adalah perusahaan patungan yang terdiri dari PT Supreme Energy, ENGIE dari Perancis, Marubeni Corp dan Tohoku Electric Power Co., Inc. dari Jepang.
Presiden & CEO Supreme Energy, Supramu Santosa, mengatakan pinjaman tersebut untuk membiayai pengembangan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Rantau Dedap I berkapasitas 98,4 MW (bruto). Proyek ini berlokasi di Muara Enim, wilayah Lahat dan Kota Pagar Alam, Sumatra Selatan.
ADVERTISEMENT
Untuk mengembangkan proyek ini, SERD juga telah menunjuk Kontraktor EPC, konsorsium PT Rekayasa Industri dan Fuji Electric Co., Ltd. Proyek ini diharapkan akan selesai pada tahun 2020 mendatang.
"Proyek ini rencananya akan rampung pada tahun 2020, dengan kapasitas produksi listrik bebas karbon sebesar 98,4 MW, dan akan mengurangi emisi CO2 sebayak 486.000 ton per tahun," ujar Supramu dalam keterangan tertulis, Minggu (25/3).
Lebih lanjut, dia juga menjelaskan bahwa pengembangan panas bumi Rantau Dedap merupakan proyek PLTP kedua yang dibangun oleh Supreme Energy. Sebelumnya, perusahaan energi nasional ini juga tengah membangun proyek serupa di Muara Laboh, Solok Selatan, Sumatera Barat, yang pembiayaannya didapat pada tahun 2017.
"Ini merupakan upaya gigih panjang lainnya dan komitmen yang kuat dari Supreme Energy dalam pengembangan sumber daya panas bumi di Indonesia, yang merupakan bagian penting dari rencana Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan porsi energi baru terbarukan (EBT) dalam bauran energi nasional untuk mencapai ketahanan energi yang berkelanjutan," papar Supramu.
ADVERTISEMENT
Proyek Rantau Dedap akan membantu membuka daerah yang agak terpencil di Sumatra Selatan, menyediakan kesempatan kerja bagi sekitar 1.200 orang serta memberikan peluang bagi bisnis lokal selama masa konstruksi. Listrik bebas emisi CO2 yang dihasilkan oleh pembangkit ini akan dapat mengalir ke sekitar 130 ribu rumah tangga.
Selain di Rantau Dedap dan Muara Laboh, Supreme Energy melalui PT Supreme Energy Rajabasa (SERB) juga tengah menyiapkan program eksplorasi untuk Wilayah Kerja Panasbumi (WKP) Gunung Rajabasa di Lampung Selatan.
Di Muara Laboh dan Rajabasa, Supreme Energy menggandeng ENGIE dan Sumitomo Corp of Japan.