Surat Utang Negara Tak Laku, Rupiah Melemah

8 Mei 2018 17:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rupiah melemah terhadap dolar. (Foto: Antara/Hafiz Mubarak)
zoom-in-whitePerbesar
Rupiah melemah terhadap dolar. (Foto: Antara/Hafiz Mubarak)
ADVERTISEMENT
Lima seri Surat Utang Negara (SUN) yang dilelang pemerintah hari ini kembali sepi peminat. Dengan target indikatif sebanyak Rp 17 triliun, tawaran yang masuk hanya Rp 7,18 triliun.
ADVERTISEMENT
Adapun penawaran Rp 7,18 triliun ini jauh lebih rendah dibandingkan hasil lelang 26 April 2018 yang sebesar Rp 17,02 triliun. Bahkan, penawaran ini tercatat yang terendah sejak 18 Juni 2013 sebesar Rp 7,74 triliun.
Berdasarkan rilis Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) kementerian Keuangan, Selasa (8/5), penawaran yang masuk seri SPN12180809 (reopening) sebanyak Rp 2,2 triliun dengan imbal hasil (yield) tertinggi sebesar 5,55% dan terendah 5,05%.
Sementara penawaran yang masuk pada seri SPN12190510 (new issuance) sebesar Rp 2,301 triliun dengan yield tertinggi 7% dan terendah 6%. Penawaran yang masuk pada seri FR0063 (reopening) sebesar Rp 2,062 triliun dengan yield tertinggi 7,7% dan terendah 6,8%.
Selain itu, penawaran yang masuk pada seri R0065 (reopening) sebesar Rp 208 miliar dengan yield tertinggi 7,6% dan terendah 7,43%. Terakhir, penawaran pada seri FR0075 (reopening) sebesar Rp 415,1 miliar dengan yield tertinggi sebesar 7,95% dan terendah 7,7%.
ADVERTISEMENT
"Dengan mempertimbangkan kondisi realisasi penerbitan SBN neto sampai dengan hari ini yang mencapai 45%, posisi kas pemerintah dalam kondisi yang aman dan tingkat imbal hasil yang disampaikan oleh investor relatif di luar kewajaran yang dapat diterima, maka pemerintah memutuskan untuk tidak menerima semua penawaran yang disampaikan oleh peserta lelang pada pelaksanaan lelang hari ini," tulis keterangan tersebut.
Peneliti di Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudistira mengatakan, sepinya penawaran SUN ini karena yield obligasi AS yang naik tinggi ke level 2,95% dinilai lebih menarik bagi investor. Hal ini menyebabkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang melemah.
"Ini karena Fed diprediksi Juni naik, dorong imbal hasil surat utang AS. Sementara bunga kupon SBN sepuluh tahun cuma 6,3-6,5% jadi kurang menjual," kata Bhima.
ADVERTISEMENT
Faktor lainnya yang menyebabkan dolar AS terus menguat yakni investor juga mengantisipasi naiknya tren inflasi akibat kenaikan harga minyak. "Jadi ada imported inflation," katanya.