Surat Utang Syariah Pemerintah Laku Hingga Rp 97 Triliun

26 Februari 2018 16:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sri Mulyani Indarwati, Menteri Keuangan (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sri Mulyani Indarwati, Menteri Keuangan (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kementerian Keuangan kembali menerbitkan surat utang syariah atau sukuk global sebesar USD 3 miliar atau Rp 40,5 triliun (kurs Rp 13.500). Sebanyak USD 1,25 miliar untuk tenor lima tahun dan USD 1,75 miliar tenor sepuluh tahun, yang akan jatuh tempo pada tahun 2023 dan 2028. Sukuk ini disebut Sukuk Wakalah.
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, sukuk ini telah mendapat tiga investment grade dari tiga agency. Selain itu, sukuk ini berhasil dipesan atau booked sebesar USD 7,2 miliar atau sekitar Rp 97,2 triliun.
"Oleh karena, itu kami berhasil dapat booked USD 7,2 miliar," ujar Sri Mulyani di Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (26/2).
Adapun untuk tenor lima tahun berhasil menarik minat investor sebesar USD 3 miliar. Sementara, untuk tenor sepuluh tahun berhasil mendapat USD 4,3 miliar. "Dan kami ambilnya tetap USD 3 miliar dari order book yang terjadi," jelasnya.
Adapun sukuk global dengan nilai USD 3 miliar ini dilakukan pada 22 Februari 2018, namun pengukuhannya atau settlement pada 1 Maret 2018.
ADVERTISEMENT
"Sukuk USD 3 miliar ini ada dua struktur, yang pertama green global sukuk lima tahun jatuh tempo 1 Maret 2023 dengan nilai USD 1,25 miliar. Untuk yang lima tahun, tingkat imbalan yang kita peroleh 3,75% per annum. Ini adalah 109,5 bps di atas US Treasury (UST)," katanya.
Sementara untuk tenor sepuluh tahun dengan nilai USD 1,75 miliar ini jatuh tempo 1 Maret 2028 dengan tingkat yield 4,4% per annum atau 147,7 bps di atas UST dengan jangka waktu yang sama.
Penggunaan sukuk ini dilakukan untuk kebutuhan pembiayaan proyek yang masuk kategori green atau berbagai proyek yang memperhatikan lingkungan.
Sri Mulyani mengatakan selama tahun ini, pemerintah memiliki Rp 8,2 triliun proyek yang masuk kategori green, di antaranya pembangunan dan pengelolaan prasarana dan fasilitas pendukung kereta api sebesar Rp 165 miliar; pembangunan infrastruktur energi melalui pemanfaatan aneka energi baru terbarukan sebesar Rp 743,59 miliar; dan pengembangan dan penyehatan lingkungan pemukiman atau sistem drainase sebesar Rp 149,75 miliar.
ADVERTISEMENT
"Review-nya dilakukan oleh CICERO Climate Finance. Mereka review tingkat kehijauannya dari suatu instrumen keuangan," kata dia.
Adapun Sukuk Wakalah ini didaftarkan pada Bursa Saham Singapura (Singapore Stock Exchange) dan NASDAQ Dubai. Abu Dhabi lsIamic Bank PJSC. Citigroup (8&0), CIMB. Dubai Islamic Bank PJSC and HSBC (juga bertindak sebagai Green Structuring Adviser) bertindak sebagai Joint Lead Managers dan Joint Bookrunner. Sementara PT Bahana Sekuritas, PT Danareksa Sekuritas, dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk bertindak sebagai co-managers untuk transaksi ini.