Susah Payah Jokowi Bangun Usaha Mebel, Kini Kalah oleh Usaha Martabak

18 Desember 2017 17:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo di Acara Entrepreneurs Wanted (Foto: Biro Pers Setpers)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo di Acara Entrepreneurs Wanted (Foto: Biro Pers Setpers)
ADVERTISEMENT
Sebelum terjun ke politik dan terpilih menjadi pejabat pemerintah, Joko Widodo dikenal sebagai pengusaha mebel di Solo, Jawa Tengah. Lulusan Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta itu, merintis usaha mebel berbahan baku kayu sejak belasan tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Dalam beberapa kesempatan, Presiden Jokowi pernah menceritakan susah-payahnya membangun bisnis mebel, hingga usahanya itu bisa melakukan ekspor produk furnitur ke luar negeri. Di antaranya dalam suatu kesempatan ketika membuka Pertemuan organisasi negara-negara di kawasan Samudera Hindia (IORA).
"Sebelum saya masuk dunia politik, sekitar 12 tahun yang lalu, saya adalah pengusaha yang lebih dari 20 tahun hidup di dunia usaha," kata Jokowi di JCC Senayan, Jakarta, Senin (6/3).
Industri Mebel (ilustrasi). (Foto: Antara/Basri Marzuki)
zoom-in-whitePerbesar
Industri Mebel (ilustrasi). (Foto: Antara/Basri Marzuki)
Mantan Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta ini mengungkapkan bila menjadi seorang pengusaha mebel susah-susah gampang. Menurutnya, ada tiga poin yang harus dilakukan oleh seorang pengusaha yaitu bekerja tepat waktu, bisa memberikan produk terbaik bagi customer dan harga yang berdaya saing.
Bahkan demi memberikan produk terbaik bagi customer-nya, Jokowi mengungkapkan pernah menggunakan tenaga asing untuk membantu bisnisnya. “Saya pakai orang Korea untuk pegang kendali di bagian supervisi. Sedangkan untuk desain Jokowi adopsi dari Prancis. Sampai masalah kualitas produk, saya dapat batuan dari perusahaan di Jerman,” paparnya.
ADVERTISEMENT
Dengan usaha yang berliku seperti itulah, Jokowi akhirnya bisa mengembangkan usaha mebelnya, hingga menjangkau pasar ekspor di Eropa."Awalnya ekspor cuma tiga bulan sekali. Terus rajin ikut pameran sampai bisa sekali ekspor 18 kontainer ke Eropa," paparnya.
Namun menurutnya, model bisnis dulu dengan sekarang berbeda. Itulah yang membuat bisnis mebelnya kini kalah beken dibandingkan usaha kuliner martabak, milik anak sulungnya Gibran Rakabuming Raka.
Presiden Joko Widodo di Acara Entrepreneurs Wanted (Foto: Biro Pers Setpers)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo di Acara Entrepreneurs Wanted (Foto: Biro Pers Setpers)
"Baru 5 tahun brand value pabrik kayu yang saya miliki, dengan martabak yang Gibran miliki lebih besar Gibran 5 kali lipat," katanya saat berbicara di “Entrepreneur Wanted!” di Sasana Budaya Ganesa, kampus Institut Teknologi Bandung (ITB), Senin (18/12).
Menurutnya, generasi dulu lebih bangga jika usahanya memiliki aset besar, karyawan banyak, dan ekspor besar. Namun, bagi generasi saat ini brand value justru lebih besar nilainya ketimbang hal-hal yang dulu dibanggakan oleh pengusaha generasi lama.
ADVERTISEMENT