Susi: 15 Tahun Lalu Aman Berenang di Danau Toba, Sekarang Gatal-gatal

15 September 2019 20:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri KKP Susi Pudjiastuti menari tor tor di acara Karnaval Pesona Danau Toba 2019. Foto: Rahmat Utomo/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri KKP Susi Pudjiastuti menari tor tor di acara Karnaval Pesona Danau Toba 2019. Foto: Rahmat Utomo/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti meminta seluruh warga Danau Toba menjaga keasrian lingkungan di sekitar wilayah tersebut. Saat mengunjungi Danau Toba, Minggu (15/9), Susi menyoroti banyaknya sampah di wilayah tersebut.
ADVERTISEMENT
Dalam sambutannya, Susi melihat langsung sampah yang berserakan di ruas jalan menuju Danau Toba. Padahal, banyaknya sampah bisa membuat wisatawan enggan berkunjung ke Danau Toba.
"Kalau lihat kemarin (perjalanan) dari Bandara (Silangit) ke kampung, masih terlihat gunungan plastik sampah di pinggir jalan. Ya, turis (pastinya ) akan malas kembali karena melihat itu. Karena tahu masyarakat tidak mengapresiasi lingkungan," ujar Susi saat di Danau Toba, Sumatera Utara.
Susi juga menyoroti soal kelestarian sumber daya ikan di Danau Toba yang sudah hampir punah, seperti ikan pora pora dan asa asa. Menurut Susi, perlu diambil langkah khusus untuk menjaga kelestarian ikan tersebut.
Selain itu, Susi mengingatkan agar industri yang berada di sekitar Danau Toba tetap menjaga lingkungan.
ADVERTISEMENT
"Bukan tidak boleh ada industri di Danau Toba. Tapi pastikan peternakan babi, peternakan ayam, peternakan sapi, budi daya ikan atau apapun itu, tidak boleh dibuang kotorannya ke Danau Toba," ujar Susi.
Menteri KKP Susi saat berasa dipanggung utama Karnaval Pesona Danau Toba 2019. Foto: Rahmat Utomo/kumparan
Susi juga menilai air di Danau Toba kualitasnya kurang baik. Dia mengaku dulunya sering ke Danau Toba dan airnya masih jernih.
"15 tahun lalu kita berenang di Danau Toba masih tenang tenang saja. Sekarang, katanya kalau mau berenang ke Danau Toba jangan, karena airnya bikin gatal gatal," ujar Susi.
Lebih lanjut, Susi mendengar banyaknya ikan di Danau Toba mati karena Keranjang Jaring Apung (KJA). Hal ini terjadi karena sisa pakan ikan yang tidak habis diduga mengendap di dasar danau. Endapan ini kemudian menghasilkan Hidrogen Sulvida yang bisa mengakibatkan ekosistem ikan di Danau Toba keracunan.
ADVERTISEMENT
"Kalau itu tidak diperbaiki dan tidak ada langkah revitalisasi, maka Danau Toba akan rusak kualitas airnya dan akan tidak nyaman lagi turis datang," harap Susi.
Menurut Susi, kesuksesan Danau Toba untuk menjadi objek wisata super prioritas berada di tangan masyarakat dan pemerintahan daerahnya.
"Penduduk dan pemerintahnya (harus) membuat perubahan. Kebiasaan yang tidak baik harus ditinggalkan, yang baik harus terus ditingkatkan," ujar Susi.