news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Susi Beberkan Manfaat Berantas Illegal Fishing di Depan Asosiasi Tuna

2 Juni 2018 10:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Susi Pudjiastuti Menutup Bali Tuna Conference  (Foto: Elsa Toruan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Susi Pudjiastuti Menutup Bali Tuna Conference (Foto: Elsa Toruan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti menyampaikan sejumlah dampak positif kebijakan illegal fishing di hadapan semua delegasi asosiasi tuna tingkat internasional. Susi mengatakan, sejumlah indikator mulai tampak membaik, mulai dari angka potensi produksi lestari atau Maximum Sustainable Yield (MSY) hingga nilai tukar nelayan.
ADVERTISEMENT
“Semua orang tahu kebijakan yang saya buat itu menjadi kontroversi karena saya satu-satunya menteri yang tidak menyelesaikan jenjang pendidikan hingga akhir. Semua orang mengingat kebijakan ‘tenggelamkan’ yang saya buat, mulai dari tua hingga anak muda,” katanya saat ditemui di Padma Resort Legian, Bali, Sabtu (2/6).
Susi mengatakan, dia melakukan beberapa kebijakan yang menjadi kontroversi tersebut bukan tanpa alasan. Sebab, Susi ingin membuat kondisi perikanan laut Indonesia tetap terjaga kelestariannya dan juga bisa dinikmati hingga generasi mendatang.
“Kalian bisa bayangkan ada ribuan orang yang memancing ikan di laut Indonesia. Dan ini terjadi setiap hari. Mereka hanya memancing dan memancing tanpa ada batasan yang jelas. Saya tidak bisa mengubah semuanya dengan mudah,” kata dia.
ADVERTISEMENT
Menteri Susi di Pulau Tidung (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Susi di Pulau Tidung (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Dari data hasil riset yang dilakukan oleh KKP bersama University of California, Santa Barbara (UCSB), pada tahun 2016, tingkat MSY Indonesia berada di kisaran 6,5 juta ton. Namun, setelah dikonfirmasi kembali pada tahun 2017, angka MSY Indonesia menunjukkan peningkatan menjadi 12,5 juta ton. Padahal, peningkatan MSY yang dialami Indonesia ternyata tak diikuti oleh beberapa negara lainnya.
“Ini meningkat hampir dua kali lipatnya dalam kurun waktu kurang dari 3 tahun. Sementara banyak negara lain justru mengalami penurunan sebesar tiga kali lebih cepat,” kata Susi.
Nilai tukar nelayan juga turut mengalami peningkatan dari sebelumnya hanya berkisar 104 kini menjadi 110. Hal ini diakui Susi tidak terlepas dari usaha pihaknya untuk menerapkan kebijakan yang benar dan tanpa kompromi.
ADVERTISEMENT
“Angka itu tidak bisa bohong. Dia membuktikan bahwa kebijakan yang tepat akan menciptakan peningkatan dalam produksi perikanan di laut dan juga turut menjaga kelestariannya. Bukan karena saya, tapi karena yang kami lakukan hanyalah menjalankan kebijakan yang tepat. Saya rasa ini juga yang harus diterapkan oleh negara lain,” ujarnya.
Hal yang sama juga terjadi dengan salah satu produk perikanan, tuna. Kalau dulu, tuna hanya bisa dinikmati oleh kapal-kapal jenis longliners besar, namun tidak dengan saat ini. Susi menegaskan, bahkan nelayan kecil yang berada di pesisir pantai kini bisa mendapatkan tuna.
“Saya sudah pergi ke Kalimana, Merauke, Poso, dan Timika untuk melihat kondisinya. Salah satu dari nelayan disana datang kepada saya dan mengucapkan terima kasih karena sekarang, cakalang sudah berenang di sungai mereka,” tandasnya.
ADVERTISEMENT