news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Tahun Ini, KAI Daop I Bidik Angkutan Barang 5,6 Juta Ton

24 Januari 2019 15:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kecelakaan truk box dengan kereta api barang. (Foto: Twitter @TMCPoldaMetro)
zoom-in-whitePerbesar
Kecelakaan truk box dengan kereta api barang. (Foto: Twitter @TMCPoldaMetro)
ADVERTISEMENT
PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasional 1 hanya menargetkan peningkatan jumlah angkutan barang sekitar 12 persen atau menjadi 5,6 juta ton. Padahal, jumlah angkutan barang ini meningkat signifikan di tahun 2018, mencapai 48 persen, dibanding tahun sebelumnya yakni sebesar 3,3 juta ton.
ADVERTISEMENT
Executive Vice President KAI Daop 1, R. Dadan Rudiansyah, mengaku pihaknya tak mau memasang target terlalu tinggi. Hal ini dikarenakan persediaan lokomotif yang juga terbatas.
"Kita memang tidak mau terlalu ambisius karena saat ini kerjaan kita terhalang di lokomotif. Saat ini akan banyak kereta api (KA) baru yang butuh lokomotif. Kereta penumpang respons dan tuntutannya sangat banyak jadi kita juga harus sesuaikan lokomotifnya," katanya saat ditemui di Daerah Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (24/1).
Kereta Barang (Foto: Flickr Stefanus Andriawan)
zoom-in-whitePerbesar
Kereta Barang (Foto: Flickr Stefanus Andriawan)
Karenanya, Dadan berharap lokomotif baru bisa didatangkan untuk meningkatkan frekuensi angkutan barang PT KAI Daop 1 Jakarta. Di tahun 2018 lalu, kereta angkutan barang KAI Daop 1 banyak mengangkut beberapa barang seperti semen dari Nambo dan juga kontainer.
ADVERTISEMENT
"Kontainer salah satu barang yang signifikan kenaikannya di angkutan barang," tuturnya.
Meski begitu, sejumlah strategi guna mencapai target jumlah angkutan barang di tahun ini telah disiapkan. Beberapa diantaranya adaah menggandeng sejumlah asosiasi angkutan retail, korporasi, dan mitra angkutan baru. Hal ini diyakini bisa meningkatkan jumlah angkutan barang di tahun 2019.
"Kalau di Sumatera Selatan memang semua larinya ke angkutan barang, kami karena tidak fokus ke angkutan barang jadi dibatasi alat produksinya," pungkasnya.