Tahun Ini Waktu yang Tepat Beli Properti, Apa Saja Pertimbangannya?

Pembangunan rumah (ilustrasi). (Foto: Antara/Mohamad Hamzah)

Data Permata Bank Economic Research, index harga rumah tapak kecil dengan tipe di bawah 36 meter persegi (m2) di Indonesia pada kuartal I-2018 naik sebesar 26% secara year on year (yoy), semula 3,9 menjadi 4,9.

Chief Economist Bank Permata, Josua Pardede, mengatakan kenaikan index harga rumah tapak tak hanya pada rumah berukuran kecil, melainkan juga pada rumah tapak berukuran besar (di atas 70 m2) dari semula 1,3 menjadi 1,6 (yoy).

“Sedang rumah (tapak berukuran) menengah (36 m2-70 m2) agak turun, dari 2,7 menjadi 2,4,” katanya dalam peluncuran Rumah.com Properti Index di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (2/5).

Dia menyebut sepanjang tahun 2018, berdasarkan survei konsumen sebanyak 22,8% responden akan membeli properti. Sementara sebanyak 28,3% responden sisanya akan membangun dan melakukan renovasi rumah yang sudah ada.

Josua memprediksi daya beli masyarakat untuk membeli properti pada tahun ini akan lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Sebab pemerintah menjamin inflasi tetap terkendali dengan komitmen tidak menaikkan harga BBM dan listrik.

Ilustrasi properti (Foto: Ari Bowo Sucipto/Antara)

“Tahun lalu ingat, kenaikan inflasi didorong penyesuaian harga listrik khususnya 900 va, lalu penyesuaian biaya administrasi BPKB dan STNK, juga ada Pilkada DKI. Itu membuat beberapa pembeli menunda keputusan,” katanya.

Dia mengimbau, masyarakat yang ingin membeli properti sebaiknya dilakukan pada tahun ini. Menengok tahun depan merupakan tahun politik yang sedikit banyak dapat mempengaruhi pasar properti, termasuk harga.

"Selain itu, kebijakan pemerintah tahun ini baik. Kenaikan harga (listrik dan BBM) ditahan,dan BI 7-Day Reverse Repo Rate dipertahankan. Makanya beli properti sebaiknya sekarang, semakin lama semakin naik juga harga,” kata Josua.