Tak Hanya Jakarta, Penurunan Tanah di Semarang hingga Bali Juga Parah

15 Oktober 2019 18:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lipsus “Menanti Jakarta Tenggelam” Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Lipsus “Menanti Jakarta Tenggelam” Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Penurunan tanah di Jakarta, terutama di Jakarta Utara, ternyata sudah terbilang parah. Khusus di Ancol, pada 2018 permukaan tanahnya sudah turun 12 centimeter (cm).
ADVERTISEMENT
Rupanya penurunan permukaan tanah tak hanya terjadi di Jakarta. Beberapa kota besar lainnya juga mengalami nasib yang sama.
Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rudy Suhendar mengatakan, beberapa kota besar yang mengalami nasib sama seperti Jakarta adalah Semarang, Surabaya, hingga Bali. Khusus Semarang, banjir rob sudah terjadi ketika musim hujan datang.
Di Semarang, khususnya di daerah utara dekat pesisir pantai, perumahannya sudah berada di bawah laut. Hal tersebut bahkan bisa terlihat ketika melalui Stasiun Tawang.
“Kota-kota besar yang eksteaksi Surabaya, Semarang sudah terjadi. Kalo ke Stasiun Tawang sering tuh. Jalan sedikit utara jalannya masih di situ perumahannya sudah di bawah,” ujarnya saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (15/10).
ADVERTISEMENT
Sementara di Bali, wilayah yang mengalami penurunan parah adalah Denpasar. Penurunan permukaan tanah di sana akibat terlalu banyaknya penggunaan air tanah untuk kegiatan pariwisata.
Dia menyebutkan selain empat wilayah itu, ada beberapa daerah lain yang tanahnya berpotensi turun parah, misalnya Madiun dan Ponorogo. Hal itu lantaran para petaninya banyak mengambil air dari sumur, bukan dari sungai. Daerah lainnya adalah Kalimantan Tengah yang banyak digunakan untuk kawasan industri.
Menurutnya, jika terus dilakukan pengambilan air tanah maka bukan tidak mungkin beberapa daerah tersebut terancam tenggelam seperti Jakarta. Oleh sebab itu, perlu adanya alternatif penggunaan air bersih selain air tanah seperti air sungai, hingga waduk.
“Penurunan tanah karena adanya pembenahan yang membebani suatu wilayah, sehingga lapisan di bawahnya mengalami penurunan otomatis yang di atasnya ikut turun,” jelasnya.
ADVERTISEMENT