Taksi Express Terbitkan 10 Miliar Saham Baru untuk Lunasi Utang

7 Februari 2019 12:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Taksi Express Foto: Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Taksi Express Foto: Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) dalam waktu dekat akan melakukan penambahan modal lewat penerbitan saham baru Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (THMETD).
ADVERTISEMENT
Emiten yang bergerak di bidang transportasi darat ini rencananya akan menambah 10 miliar saham baru senilai Rp 100 per saham atau total Rp 1 triliun. Nilai tersebut sama dengan 466,07 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh saat ini. Aksi korporasi ini merupakan langkah yang diambil perseroan untuk membayar utang Obligasi I Express Transindo Utama Tahun 2014 yang rating-nya telah dicabut oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) atas permintaan pihak manajemen Express Transindo Utama.
Berdasarkan kesepakatan Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO) pada 11 Desember 2018, mayoritas pemegang obligasi Taksi Express setuju utang tersebut dikonversi dengan saham baru tanpa melalui rights issue.
Ilustrasi memantau bursa saham. Foto: Pixabay
Saham baru yang akan diterbitkan nantinya akan dikonversikan secara bertahap. Konversi tahap pertama sebesar Rp 400 miliar atau 4 miliar saham dan akan dilakukan setelah mendapat persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 8 Februari 2019 mendatang.
ADVERTISEMENT
Sedangkan konversi tahap kedua sebesar Rp 600 miliar atau 6 miliar saham berupa perubahan sisa Obligasi I Express Transindo Utama Tahun 2014 menjadi Obligasi Konversi (OK). OK tersebut nantinya dapat ditukar dengan saham dengan jumlah maksimal 6 miliar saham.
Sederhananya, perseroan tidak mendapatkan dana tunai dari non-HMETD. TAXI akan mengkonversi utang senilai Rp 400 miliar menjadi saham dan porsi Rp 600 miliar menjadi obligasi konversi tanpa bunga.
"Saham yang akan diterbitkan memiliki jenis yang sama dengan saham yang telah diterbitkan oleh Perseroan, dengan demikian memiliki hak yang sama dan sederajat dalam segala hal, termasuk tidak terbatas pada menerima dividen, mengeluarkan suara dalam RUPS serta aksi korporasi lainnya yang dilaksanakan oleh Perseroan," tulis manajemen Express Transindo Utama dalam keterbukaan informasinya kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (7/2).
Seorang Teller menghitung uang Rupiah dan Dolar Amerika Serikat di Bank Mandiri, Jakarta, Senin (7/1/2018). Rupiah ditutup menguat 1,26 persen menjadi Rp14.085 per satu Dolar AS. Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
ADVERTISEMENT
Selain itu, karena nilai nominal saham Perseroan adalah Rp 100, maka harga pelaksanaan penerbitan saham ditetapkan sebesar Rp 100, yaitu nilai yang sama dengan nilai nominal saham Perseroan. Pelaksanaan penambahan saham baru tanpa rights issue ini akan dilakukan pada 30 April 2019 untuk konversi tahap pertama dan untuk konversi tahap kedua baru akan dimulai pada akhir tahun depan atau 31 Desember 2020. Adapun perseroan mengklaim, dengan diterbitkannya saham baru ini, terdapat empat manfaat yang diterima perseroan.
Pertama, perseroan dapat memperbaiki ekuitas defisit yang sedang dialami Perseroan menjadi struktur modal yang lebih sehat dan positif.
Kedua, memperbaiki rasio utang terhadap ekuitas perseroan. Ketiga, memperbaiki dan meningkatkan kinerja keuangan perseroan di masa yang akan datang. Keempat, memberikan kemampuan dan ruang gerak dari sisi permodalan untuk memperoleh pendanaan-pendanaan baru atau pun mencari mitra strategis (strategic partner) guna mendukung operasional dan ekspansi usaha perseroan ke depan.
Taksi Express Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
ADVERTISEMENT
TAXI tercatat masih membukukan kerugian di kuartal III 2018 sebesar Rp 538,28 miliar. Kerugian ini makin tinggi jika dibandingkan dengan kuartal III 2017 sebesar Rp 210,88 miliar.
Salah satu penyebab kerugian ini dikarenakan pendapatan TAXI di kuartal III 2018 pun merosot 19,26 persen menjadi Rp 187,01 miliar, turun dari tahun sebelumnya Rp 231,62 miliar.
Kondisi tersebut diperparah dengan meningkatnya beban umum dan administrasi menjadi Rp 107,41 miliar, naik dari periode sebelumnya yang hanya Rp 39,19 miliar. Kemudian, terjadi peningkatan signifikan terhadap beban penurunan nilai aset tetap sebesar Rp 185 miliar. Disisi lain, liabilitas jangka pendek TAXI naik drastis menjadi Rp 1,58 triliun dari periode 31 Desember 2017 sebesar Rp 533,71 miliar.
ADVERTISEMENT