Tambah 50 Pesawat, Lion Air Tak Jamin Tak Delay Lagi

10 April 2018 21:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lion Air. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Lion Air. (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Lion Air Group telah mengumumkan pembelian sebanyak 50 unit pesawat Boeing 737 Max 10 dengan nilai kontrak USD 6,24 miliar atau setara Rp 84 triliun (kurs Rp 13.500). Adapun pembelian pesawat tipe teranyar dari Max ini berasal dari Boeing asal Amerika Serikat (AS).
ADVERTISEMENT
CEO Lion Air Group Edward Sirait mengatakan, dana yang disiapkan untuk membeli 50 unit pesawat keluaran terbaru dari Boeing Max ini berasal dari pinjaman bank asal AS yaitu Bank Exim. Adapun alasannya karena bank Exim mematok bunga yang tidak terlalu tinggi.
"Kami sangat yakin. Pendanaan dari Bank Exim Amerika. Jadi, Amerika yang mendanai, kami yang pakai (pesawatnya). Bunganya rendah, saya tidak bisa katakan angka persisnya, tapi yang pasti rendah. Kan kredit ekspor. Semua didanai 100%," kata Edward usai pendatanganan kontrak jual beli pesawat di Grand Hyatt, Jakarta, Selasa (10/4).
Menurut Edward, ke-50 pesawat Boeing 737 Max 10 ini akan didatangkan secara bertahap ia menargetkan pesawat sudah tiba pada 2020 atau 2023. Namun, sayangnya Edward enggan merinci berapa pesawat yang akan didatangkan untuk tahap awal.
ADVERTISEMENT
Presdir Lion Air Group Edward Sirait. (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Presdir Lion Air Group Edward Sirait. (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
Selain menambah jumlah unit Boeing 737 Max 10 sebanyak 50, maskapai dengan lambang singa ini juga akan menambah sebanyak 234 pesawat dari Airbus. Saat ini, Lion Air juga telah mengoperasikan Boeing Max 8, Boeing Max 9.
Edward menuturkan, meskipun jumlah unit pesawat yang dimiliki oleh Lion Air bertambah tapi perusahaan tak bisa menjamin penerbangan Lion Air untuk tidak delay (terlambat).
"Sebenarnya, dalam penerbangan dan teori yang saya tahu, 15% itu enggak mungkin karena ada faktor cuaca, catatan-catatan kerusakan yang tidak diduga. Tinggal sekarang bagaimana me-manage itu semua," katanya.
Kendati demikian, Edward mengaku saat ini pihaknya akan terus berupaya untuk menurunkan waktu delay. Sehingga hal ini tetap dapat memberikan kenyamanan bagi para penumpang.
ADVERTISEMENT
"Bagaimana me-manage supaya kamu tidak marah, tetap enjoy, itulah kami minta yang lain ikut terlibat dalam proses tersebut. Itulah manajemen delay. Tinggal bagaimana delay itu tidak lebih dari sekian persen, sehingga OTP (On Time Performance) yang kami tetapkan tidak bilang 100% karena itu. Kalau iya, kami sama dengan Tuhan dong," ujarnya.