Tambang Freeport yang Balik ke Pangkuan RI Punya Emas Rp 722 Triliun

13 Juli 2018 10:39 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kendaraan berat mengumpulkan bebatuan dengan endapan emas di kompleks pertambangan Grasberg Freeport McMoRan. (Foto: AFP PHOTO / Olivia Rondonuwu)
zoom-in-whitePerbesar
Kendaraan berat mengumpulkan bebatuan dengan endapan emas di kompleks pertambangan Grasberg Freeport McMoRan. (Foto: AFP PHOTO / Olivia Rondonuwu)
ADVERTISEMENT
Setelah dikuasai PT Freeport Indonesia sejak 1991, Tambang Grasberg di Papua akhirnya kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi. Hal ini ditandai dengan pengesahan Head of Agreement (HoA) atau perjanjian awal pembelian 51% saham PT Freeport Indonesia pada Kamis (12/7).
ADVERTISEMENT
PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum sebagai induk Holding BUMN Pertambangan membeli 51% saham PT Freeport Indonesia dengan nilai USD 3,85 miliar atau Rp 55 triliun (kurs Rp 14.300).
“Saya ucapkan terima kasih banget dengan jajaran menteri dan semuanya. Karena atas dukungannya yang luar biasa untuk mendukung Inalum melaksanakan amanat Pak Jokowi untuk mengantarkan Freeport kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi,” kata Direktur Utama Inalum, Budi Gunadi Sadikin, usai menandatangani HoA dengan Freeport, kemarin.
Penandatanganan pokok pokok kesepakatan Divestasi saham PT Freeport Indonesia (Foto: Helmi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Penandatanganan pokok pokok kesepakatan Divestasi saham PT Freeport Indonesia (Foto: Helmi/kumparan)
Inalum memperkirakan Tambang Grasberg memiliki cadangan emas yang terbukti sebesar 1.187 ton dengan nilai USD 50,5 miliar atau Rp 722 triliun. Sedangkan cadangan tembaga yang terbukti di Grasberg diperkirakan sebanyak 19,4 juta ton dengan nilai USD 129,5 miliar atau 1.851 triliun.
ADVERTISEMENT
Selain cadangan terbukti, Tambang Grasberg juga memiliki cadangan emas yang belum terbukti atau masih potensi. Potensi cadangan emas diperkirakan sebesar 1.333 ton dengan nilai USD 56,7 miliar atau Rp 810,8 triliun. Sedangkan potensi cadangan tembaga sebesar 15 juta ton senilai USD 100 miliar alias Rp 1.430 triliun.
Tetapi jangan dibayangkan di dalam tambang tanah yang dikelola Freeport itu ada bongkahan-bongkahan emas raksasa. Yang ditambang di sana adalah bijih berukuran besar.
Dalam bijih seberat 5,5 ton yang kira-kira sebesar 1 orang dewasa, hanya terdapat 5 gram emas. Selain itu terkandung juga 22 gram perak dan 55 kilogram (kg) tembaga. Kadar emas dalam bijih mineral di Tambang Grasberg kurang lebih 0,8 gram per ton.
ADVERTISEMENT
Tambang Emas Freeport (Foto: TJAHJO ERANIUS / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Tambang Emas Freeport (Foto: TJAHJO ERANIUS / AFP)
Realitanya, menambang emas bukan pekerjaan mudah. Di Tambang Grasberg misalnya, Freeport harus membuat terowongan sedalam 1,6 kilometer (km) di bawah tanah untuk mengambil bijih (ore). Total panjang terowongan tambang bawah tanah ini mencapai 500 km.
Tambang bawah tanah Grasberg harus menggunakan metode khusus, yaitu block caving. Metode block caving, yaitu menggali terowongan menuju tempat cadangan bijih mineral di bawah tanah, meledakkan badan bijih hingga hancur di dalam tanah, lalu menariknya keluar secara bertahap lewat jalur-jalur terowongan yang sudah dibuat.
Dengan metode ini tegangan di bawah tanah diatur agar jangan sampai ambruk. Ibarat meja dengan 4 kaki, harus terus dibuat seimbang meski kaki meja dipotong satu per satu perlahan-lahan. Tingkat kesulitan dan risikonya jauh melebihi metode stopping yang menarik bijih lalu mengisi kembali tanah dengan material. Tambang bawah tanah lain di Indonesia tak menghadapi risiko reruntuhan batuan.
ADVERTISEMENT
Tantangan yang harus diatasi adalah kestabilan batuan. Ketika meledakkan badan bijih, batuan harus tetap dijaga keseimbangannya supaya terowongan tak runtuh. Para pekerja di tambang underground pun menghadapi bahaya luncuran lumpur basah yang dapat menimbun mereka di bawah tanah. Hal-hal ini harus dikontrol agar tak menimbulkan korban jiwa.