Target Investasi hingga 7,4 Persen di 2020 Dinilai Tak Realistis

17 Juni 2019 14:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (tengah) didampingi Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro (kanan) dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (kiri) menyampaikan pandangannya saat mengikuti rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (11/6/2019). Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (tengah) didampingi Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro (kanan) dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (kiri) menyampaikan pandangannya saat mengikuti rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (11/6/2019). Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi pada 2020 bisa mencapai 5,3 persen hingga 5,6 persen. Untuk mencapai angka tersebut, maka pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi harus tumbuh di angka 7-7,4 persen.
ADVERTISEMENT
Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira Adhinegara menilai, target investasi yang dibutuhkan pada 2020 tersebut kurang realistis.
“Itu overshoot. Enggak masuk akal. Karena investasi yang dimaksud adalah PMTB, di dalamnya ada belanja modal pemerintah. Enggak hanya BUMN dan asing,” ungkap Bhima di Gedung DPR, Jakarta, Senin (17/6).
Dengan porsi tersebut, Bhima memprediksi, nantinya yang akan digenjot adalah belanja modal pemerintah untuk membiayai infrastruktur, bukan penanaman modal asing (PMA) maupun penanaman modal dalam negeri (PMDN).
Apalagi saat ini performa PMA masih tertahan perlambatan ekonomi global dan perang dagang. Sedangkan, untuk PMDN biasanya tergantung pada strategi BUMN, salah satunya dengan memacu proyek infrastruktur. Di sisi lain utang BUMN meningkat pesat dan volatilitas makro bisa membuat resiko pendanaan naik.
Pertumbuhan Ekonomi Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Menurut Bhima, pemerintah bisa saja menaikkan PMTB hingga lebih dari 7 persen dengan menaikkan belanja modal pemerintah untuk infrastruktur. Jika investasi di bidang infrastruktur naik signifikan, hal tersebut otomatis menaikkan PMTB, meskipun PMA turun dan PMDN stagnan.
ADVERTISEMENT
“Tapi masa caranya kayak gitu? Harusnya PMA naik, PMDN naik, pemerintah enggak perlu banyak bantu dong,” ujarnya.
Menurut Bhima, jika hanya mengandalkan belanja modal pemerintah, hal tersebut tidak sehat dan tidak akan bertahan lama. “Sampai kapan pemerintah mau seperti itu?” ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi hingga 5,6 persen, total investasi yang dibutuhkan mencapai Rp 5.823 triliun. Adapun investasi ini didominasi sektor swasta sebesar Rp 4.205 triliun.
"Investasi 7-7,4 persen untuk dukung pertumbuhan ekonomi 5,3-5,6 persen, maka kita lihat komposisi investasinya. Kita butuh investasi antara Rp 5.800-5.823 triliun, yang mayoritas dari private sector," kata Sri Mulyani di Ruang Rapat Komisi XI DPR RI, Jakarta, Kamis (13/6).
ADVERTISEMENT
Menurut Sri Mulyani pemerintah juga akan melakukan berbagai upaya agar investasi terus masuk ke Tanah Air. Mulai dari menggunakan instrumen fiskal untuk mendukung investasi, hingga perbaikan regulasi yang kondusif bagi investasi.