Target Investasi Migas di 2018 Diprediksi Meleset

27 Agustus 2018 18:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kilang minyak (Foto: Reuters/Todd Korol)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kilang minyak (Foto: Reuters/Todd Korol)
ADVERTISEMENT
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) memprediksi investasi di sektor hulu migas hingga akhir tahun 2018 meleset dari target yang ditetapkan dalam APBN. Penurunan target justru terjadi di tengah harga minyak dunia yang masih tinggi.
ADVERTISEMENT
Wakil Kepala SKK Migas, Sukandar, mengatakan realisasi investasi per Juli 2018 baru mencapai USD 6,2 miliar. Angka ini baru 43 persen dari target APBN sebesar USD 14,2 miliar.
"Sampai akhir tahun investasi migas outlook 2018 sedikit menurun menjadi USD 11,7 miliar atau hanya 82 persen dari target di APBN," kata Sukandar dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR di Kompleks DPR, Jakarta, Senin (27/8).
Selain itu, cost recovery atau biaya operasi yang dikeluarkan KKKS yang harus diganti negara juga diprediksi bengkak di akhir tahun. Dalam APBN 2018, cost recovery ditargetkan USD 10,1 miliar. Sukandar memprediksi hingga akhir tahun akan naik menjadi USD 11,3 miliar.
"Sampai akhir tahun cost recovery diproyeksi sedikit lebih tinggi capai USD 11,3 miliar. Sementara capaian hingga Juli sudah sebesar USD 6,9 miliar atau 68 persen dari target,” jelas dia.
ADVERTISEMENT
Adapun target lifting gas hingga Juli 2018 baru mencapai 96 persen target dengan realisasi 1,1 juta barel setara minyak. Sementara minyak dari target 800 ribu barel, baru tercapai 770 ribu barel.
Meski realisasi hingga Juli di bawah target, penerimaan negara diproyeksikan tetap naik hingga akhir tahun. Ini dikarenakan harga minyak dunia yang masih tinggi. Tercatat, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari migas sudah mencapai USD 10,1 miliar atau sekitar 85 persen dari target di APBN sebesar USD 11,9 miliar.
“Sementara itu hingga akhir tahun di proyeksi capai USD 16,8 miliar atau 141 persen. Kenaikan penerimaan ini dinilai karena terbantu harga minya yang semakin naik,” katanya.