news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Tarif Kargo Naik, Tekstil Impor Asal China di Tanah Abang Makin Mahal

14 Februari 2019 12:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana jual beli di toko tekstil Pasar Tanah Abang. Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana jual beli di toko tekstil Pasar Tanah Abang. Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam sepekan ini, kenaikan tarif kargo udara banyak dikeluhkan pengusaha. Tak terkecuali di kalangan pedagang tekstil impor di pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.
ADVERTISEMENT
Seorang pedagang, Yusuf (27), mengungkap sejak sekitar awal tahun ini ada kenaikan harga tekstil impor. Para importir menaikkan harga karena meningkatnya tarif kargo udara.
“Ini kebanyakan impor di sini itu emang dari China, itu makin mahal, naiknya sekitar Rp 10.000-an dari sananya (importir),” katanya ketika ditemui di kawasan pasar Tanah Abang, Jakarta, Kamis (14/2).
Imbas kenaikan harga beli itu, kata Yusuf, pihaknya juga terpaksa harus menyesuaikan harga jual ke konsumen.
“Ya mau enggak mau, harga dagangan naik, ditambah ongkir juga lagi naik, makanya konsumen double dapat kenaikan harganya,” imbuh dia.
Kondisi Pedagang Tekstil di Pasar Tanah Abang. Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
Yusuf yang sejak tahun 2005 menjadi pedagang tekstil itu, menjual berbagai macam kain seperti bruket hingga tile yang harganya mulai Rp 35.000 hingga jutaan rupiah per meter.
ADVERTISEMENT
“Tergantung kualitasnya. Kalau barang naik, ya tinggal ditambah aja kenaikannya, itu harga ke pembeli,” tegasnya.
Ia menambahkan, kenaikan tarif kargo udara juga membuat ongkos kirim dagangannya ke pembeli di luar kota dan luar pulau jadi mahal. Pelanggan pun jadi berpikir ulang.
“Kalau soal harga tekstil naik, pembeli enggak masalah biasanya karena udah tahu kualitasnya di sini dan pusatnya di Tanah Abang, tapi kalau ongkirnya juga mahal jadi mikir-mikir dulu mau beli,” tuturnya.
Pedagang merapihkan tekstil di Pasar Tanah Abang. Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
Kendati demikian, pedagang lain, Siti (38), menambahkan soal kenaikan harga produk impor pihaknya tak cukup khawatir. Pasalnya, masih ada produk lokal dengan kualitas lebih baik yang juga banyak dicari pembeli.
“Yang lokal bagus dari Bandung. Ya pilihan juga sih, kalau mau yang murah biasanya impor China atau dulu ada Korea tapi kemudian sepi jadi kita enggak jual lagi. Kualitasnya juga beda dengan yang lokal tergantung kebutuhan,” tutupnya.
ADVERTISEMENT